Sesi I Tutup

Saham Komoditas Ambruk, IHSG Anjlok 5,3%

VIVAnews - Tekanan jual yang melanda mayoritas indeks di bursa regional berdampak signifikan terhadap bursa saham di dalam negeri. Kondisi itu memicu aksi jual pada beberapa saham, terutama di sektor komoditas.

PKB Sebut Suara Parpol AMIN Belum Cukup Loloskan Hak Angket, PDIP Ditunggu Sikapnya

Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada akhir sesi pertama transaksi Selasa, 18 November 2008. IHSG melemah 66,49 poin (5,38 persen) ke level 1.170,45.

Volume saham berpindah tangan mencapai 812,39 juta unit senilai Rp 518,29 miliar dengan frekuensi 18.354 kali. Sebanyak 8 saham menguat, 130 melemah, 25 stagnan, dan 295 lainnya tidak terjadi transaksi.

Babak Baru Kasus Hoax Rekaman Forkopimda, Palti Hutabarat Diserahkan ke Kejaksaan

Saham-saham komoditas masih tertekan seiring penurunan harga minyak mentah dunia dan minyak sawit (crude palm oil/CPO).
 
Riset PT Panin Sekuritas menyebutkan, harga komoditas CPO kembali anjlok dan diperkirakan mendekati level US$ 400 per ton dalam waktu dekat. Secara teknikal, kondisi tersebut berpengaruh pada saham-saham di sektor terkait, termasuk PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP).

Saham UNSP melemah Rp 30 ke level Rp 275. Support harian berada pada level Rp 275, sedangkan support berikut Rp 210 (lower bollinger band).

Berita Man Utd: Erik ten Hag Akui Situasi Bermasalah hingga Kekhawatiran Wright Soal Kobbie Mainoo

Seperti halnya UNSP, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga terlihat bergerak dalam pola konsolidasi. Volatilitas pergerakan harga ANTM semakin menyempit, demikian pula dengan volume yang terus menurun. "Kami perkirakan, tekanan jual masih terjadi pada saham berbasis komoditas ini," tulis riset itu.

Pada akhir transaksi sesi pertama hari ini, ANTM melemah Rp 50 menjadi Rp 940. ANTM dalam jangka pendek akan menguji support kuat (retracement 100 persen) pada level Rp 900.

Panin Sekuritas menilai, harga komoditas masih terus melemah pascapemerintah Jepang mengumumkan negara tersebut dalam resesi. Perhatian pelaku pasar kini mulai beralih dari berita dalam negeri ke perkembangan ekonomi global.

Investor akan mencermati pengumuman angka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2008 untuk melihat negara mana yang terkena resesi. "Kami memperkirakan tekanan pada harga komoditas seperti minyak mentah, batu bara, timah, nikel, serta CPO masih akan terjadi dalam beberapa waktu mendatang," jelas riset itu.

Efek resesi di Jepang dan negara maju lainnya secara langsung akan berdampak pada permintaan komoditas.

Di bursa regional, indeks Nikkei 225 melemah 157,64 poin (1,85 persen) ke level 8.364,94, Hang Seng turun 378,36 (2,8 persen) ke posisi 13.151,17, dan Straits Times terkoreksi 23,57 (1,35 persen) menjadi 1.726,10.

Sedangkan pada perdagangan Senin sore waktu New York atau Selasa dini hari WIB, bursa Wall Street ditutup negatif. Indeks Dow Jones terkoreksi 223,73 poin (2,63 persen) ke level 8.273,58, Standard & Poor's 500 melemah 22,54 poin atau 2,58 persen ke posisi 850,75, dan indeks gabungan Nasdaq turun 34,80 poin (2,29 persen) ke level 1.482,05.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya