MS Hidayat: Impor Kapas RI Capai 99,5%

VIVAnews - Ketergantungan industri tekstil nasional terhadap impor kapas masih tinggi.

Belum Kepikiran Nikah, Ternyata Ini Kriteria Pria Idaman Ghea Indrawari

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui, impor kapas sebagai bahan baku industri tekstil mencapai 99,5 persen dari kebutuhan setiap tahun yang mencapai 500 - 600 ribu ton.

"Produksi kapas nasional masih terbatas, meski budidaya kapas ada kemajuan," kata Hidayat saat membuka National Textile Conference di Jakarta, Rabu, 18 November 2009.

Pada 2005, produksi kapas per hektare hanya sebanyak 1,2 ton. Namun, tahun ini, bisa mencapai 4,6 ton per hektare.

Hidayat berharap, kebutuhan kapas untuk industri tekstil nasional bisa dipasok di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan imporgi impor.

"Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri tekstil yang mencapai 66 persen mengindikasikan kekuatan industri ini telah mapan. Bukan hal yang mustahil, kita akan menjadi salah satu raksasa tekstil," kata Hidayat.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (Benny Soetrisno) memaklumi jika impor kapas masih tinggi. Sebab, kondisi cuaca Indonesia yang tidak mendukung budidaya kapas.

"Kapas itu tidak cocok tumbuh di Indonesia. Sebab itu, kita kolaborasi dengan Australia untuk pasokan kapas," ujarnya.

Dia mengakui, impor kapas dari Australia tidak dikenai bea masuk, sehingga biaya produksi bisa kompetitif. Lagipula, komponen kapas (serat) dalam industri tekstil hanya sebesar 38 persen, sisanya dan terbesar berasal dari man made fiber yang berupa rayon dan poliester.

"Kalau man made fiber kita sudah punya sendiri, tidak perlu impor," kata Benny.

Industri nasional disinyalir hanya menyerap tiga persen kapas yang diproduksi di dalam negeri, terutama yang diproduksi di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Direktur Tekstil Ditjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Depperin Arryanto Sagala menuturkan, budidaya kapas akan dikembangkan di Nusa Tenggara Timur.

Untuk memperoleh pasokan kapas yang lebih kompetitif dan kontinyu, API mengusulkan agar komoditi kapas dimasukkan dalam negosiasi perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) bilateral Indonesia dengan Australia dan Selandia Baru.

"Karena bea masuk sudah nol, kita bisa minta capacity building, kredit, asuransi, atau lembaga untuk uji komoditi kapas," kata Benny.

antique.putra@vivanews.com

Bukan Hina Pemain Korea Selatan, Ernando Minta Maaf dan Jelaskan Alasan Joget Usai Gagalkan Penalti
Media Gathering PUBG Mobile

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Selama Bulan Suci Ramadhan 2024 yang baru saja berlalu, pecinta Esport dan gamers disuguhkan berbagai kegiatan oleh PUBG Mobile.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024