Obama: Sulit Menutup Penjara Guantanamo

VIVAnews - Presiden Barack Obama mengaku bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak akan mampu menutup penjara teroris di Teluk Guantanamo, Kuba, sesuai dengan tenggat waktu yang dia tetapkan, Januari 2010. Namun dia tetap berharap bahwa penjara itu bisa dikosongkan tahun depan walau belum ditetapkan tenggat waktu yang baru.

Penjara itu masih menahan lebih dari 200 orang, yang dicurigai melakukan aksi terorisme. "Mengenai Guantanamo, batas akhir yang kami tetapkan tidak tercapai," kata Obama saat diwawancara stasiun televisi NBC di Beijing, China. Wawancara itu berlangsung Rabu, 18 November 2009, sebelum dia bertolak ke Korea Selatan (Korsel).
 
Pada 22 Januari 2009, dua hari setelah resmi menjadi presiden AS, Obama sempat bertekad akan menutup Kamp Guantanamo dalam jangka waktu satu tahun sejak menjabat. Alasan penutupan adalah karena fasilitas penjara tersebut tidak memenuhi standar AS mengenai hak-hak asasi dan sipil.

Gedung Putih juga telah mengatakan akan terus melanjutkan upaya penutupan penjara tersebut dengan berusaha memulangkan sejumlah narapidana yang sudah dinyatakan bisa bebas dan mencari negara lain yang bersedia memberikan suaka pada tahana lain.

Obama tidak kecewa karena batas akhir tidak bisa dipenuhi. Menurutnya, dia sudah tahu kalau proses penutupan itu akan berlangsung sulit. "Kesulitan itu tidak hanya karena persoalan politik," kata Obama seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC.

"Saya sangat mengerti bahwa rakyat merasa takut karena bertahun-tahun mereka mengetahui kalau Guantanamo menampung para tersangka teroris," lanjutnya. Menutup penjara Guantanamo, tambah Obama, secara teknis juga sangat sulit dan banyak bergantung pada kerja sama dari Kongres.

Pekan lalu, Jaksa Agung Eric Holder mengumumkan bahwa tersangka otak serangan 9/11, Khalid Sheikh Mohammed, dan empat terdakwa lain akan dikirim dari Guantanamo untuk menghadapi persidangan di pengadilan federal New York.

Perlindungan Cat Mobil Berkualitas Tinggi Hadir di Jakarta Selatan

Namun, sejumlah pejabat pemerintah dan kerabat korban serangan 9/11 geram dan menganggap pemindahan para tersangka teroris itu bisa kembali mengancam keamanan AS.

Ilustrasi penembakan.

Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala

Seorang anggota polisi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Kamis 25 April 2024

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024