BNI Kucuri Pinjaman ke Pemerintah Indonesia

VIVAnews - PT Bank Negara Indonesia Tbk ikut dalam pembiayaan sindikasi kredit internasional sebesar US$ 127,5 juta tahap kedua untuk membiayai proyek pemerintah Indonesia. BNI sendiri mengambil porsi 54 persen atau US$ 68,85 juta dan sisanya berasal dari sejumlah bank dan lembaga keuangan lokal dan global.

Penandatanganan sindikasi tersebut dilakukan di Singapura, Rabu 18 November 2009. Pinjaman ini merupakan bagian dari total sindikasi kredit kepada pemerintah Indonesia sebesar US$ 284,74 juta. Pinjaman US$ 127,5 juta merupakan pinjaman tahap ke dua, sementara pinjaman tahap pertama US$ 157,25 juta telah dilakukan pada Oktober 2008.

Sementara Direktur Treasury dan Internasional Bank Negara Indonesia (BNI) Bien Subiantoro mengatakan pinjaman tersebut akan digunakan untuk mendanai kegiatan Departemen Pertahanan RI sesuai APBN Perubahan 2009. “Kegiatan itu meliputi pengadaan barang dan jasa,” kata dia dalam rilis yang diterima VIVAnews di Jakarta.

BNI sendiri baru terlibat dalam sindikasi kredit tahap II. Sindikasi kredit ini melibatkan Natixis, BNI, dan Credit Suisse. Ketiganya bertindak sebagai mandated lead arranger. Sedangkan anggota sindikasi kredit lain adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Dari total kredit yang diberikan, baik tahap I maupun tahap II, kontribusi Natixis cabang Singapura dalam sindikasi ini mencapai US$ 157,25 juta, disusul BNI cabang Singapura US$ 68,85 juta, Credit Suisse cabang Singapura US$ 53,65 juta, dan terakhir BRI US$ 5 juta.

Meski memberikan pinjaman kepada pemerintah Indonesia yang juga merupakan pemegang saham mayoritas BNI, Bien menegaskan pihaknya tetap memberlakukan bunga komersial. Sebagai persahaan terbuka, lanjut dia, BNI harus mempertanggungjawabkan semuanya kepada pemegang saham dan pada bagian lain harus mengembalikan dana dari pihak ketiga.

“Tapi, karena risiko pinjaman kepada pemerintah itu nol, bunga yang kami berlakukan tentu lebih murah dibanding kepada swasta. Dalam sindikasi ini kami berlakukan Libor plus 4% lebih sedikit,” jelas dia.

Bien menambahkan saat ini BNI mulai menggencarkan keterlibatannya dalam sindikasi-sindikasi pembiayaan internasional serta pembiayaan letter of credit (L/C). Pasalnya, total cadangan dolar BNI cukup tinggi, yaitu lebih dari US$ 1,5 miliar. “Karena candangan yang besar ini sejumlah tawaran pinjaman dolar dari pihak asing kami tunda dulu," katanya.

Sementara itu, Vice President Deputy Head of Corporate Banking Division BNI, Dwi Mutiari mengungkapkan total sindikasi yang diikuti oleh BNI sejak awal tahun hingga saat ini telah mencapai Rp 10 - 12 triliun.

Ketika BNI bertindak sebagai lead arranger dalam sebuah sindikasi kredit, menurut dia, BNI biasanya mengambil porsi 40-50%. “Di Indonesia, BNI masih menjadi yang teratas untuk nilai sindikasi,” ujar Dwi.

Dalam penandatangan sindikasi kredit tersebut, pihak pemerintah Indonesia diwakili oleh Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto, Regional Head BNI Asia Tenggara dan Asia Selatan Hadi Sutaryo, Regional head structured export finance Asia-Pacific Natixis Arnoud Dornel, dan Managing Director emerging market structuring Credit Suisse Ali Abbas Alam.

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman
Pemain Chelsea rayakan gol Raheem Sterling

Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans

Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino coba memproteksi Raheem Sterling. Pemain asal Inggris itu menjadi sasaran ejekan suporter saat tampil di Piala FA lawan Leicester.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024