Baru 17 Persen BTS yang Ramah Lingkungan
VIVAnews - Hutchison CP Telecom, operator dengan merek 3 (Three) kembali meresmikan BTS ramah lingkungan mereka. BTS tersebut merupakan kelanjutan dari BTS sebelumnya yang mulai beroperasi Februari lalu.
“Untuk memperluas kampanye dalam rangka mengurangi pemanasan global, kami harap menara BTS Hidrogen menjadi proyek perontohan yang layak diikuti oleh operator lain,” kata Ratna Rusnaeni, Direktur Energi Alternatif & Konversi Energi ESDM di sela jumpa pers peresmian Menara BTS Hidrogen di Jakarta, 23 November 2009.
Ratnya menyebutkan, tak hanya menara BTS berbasis bahan bakar hidrogen, para penyelenggara telekomunikasi juga bisa memanfaatkan sumber energi alternatif.
“Contohnya seperti panel tata surya (solar panel), tenaga angin, dan sebagainya, yang notabene ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi,” kata Ratna. “Misalnya, dengan menara BTS hidrogen, operator telekomunikasi dapat menjangkau daerah-daerah terpencil, yang sulit dijangkau energi listrik,” ucapnya.
Ironisnya, sampai hari ini, baru 17 persen dari seluruh BTS yang ada menggunakan sumber energi yang merupakan energi baru dan terbarukan.
“Dari 17 persen BTS yang menggunakan sumber energi terbarukan seperti panas bumi, sinar surya, hidrogen, dan tenaga angin, baru 0,04 persen saja yang memanfaatkan hidrogen,” kata Dr Nenen Suharnaeni, perwakilan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) di tempat yang sama. “Ini perlu diberdayakan dan diperluas pemanfaatannya, mengingat dampak pemanasan global kini mulai terasa,” ucapnya.
Selain Hutchison CP Telecom, operator lain yang sudah menerapkan energi ramah lingkungan pada BTS yang digunakan adalah Axis. Langkah tersebut dilakukan untuk menunjukkan ambisinya sebagai operator telekomunikasi ‘terhijau’. Adapun Base Transceiver Station (BTS) berbasis tenaga surya pertama operator tersebut berlokasi di Minas Barat, Sumatera.
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak
Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran
