Nobel Perdamaian 2009

Obama: Perang Dibutuhkan Demi Perdamaian

VIVAnews - Perang kadang diperlukan untuk menegakkan perdamaian dan juga sebagai upaya untuk mengatasi ancaman. Oleh karena itulah Amerika Serikat (AS) terpaksa terlibat dalam peperangan demi perdamaian.

Demikian menurut Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, saat berpidato sebelum menerima penganugerahan Nobel Perdamaian 2009 di Oslo, Norwegia, Kamis malam waktu setempat (Jumat dini hari WIB). Kendati baru sebelas bulan memerintah, Obama dinilai pantas mendapat penghargaan bergengsi bagi tokoh yang memperjuangkan perdamaian.

Kendati cinta perdamaian, Obama mengaku bahwa peperangan tak dapat dihindarkan untuk mengalahkan kekuatan-kekuatan lalim. Dia mengambil contoh bahwa rezim Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler selama Perang Dunia Kedua dan kelompok teroris al-Qaeda terpaksa harus dikalahkan dengan kekerasan.

"Gerakan non-kekerasan tidak akan mampu mengatasi bala tentara Hitler. Negosiasi semata tidak bisa membuat pimpinan al-Qaeda melucuti senjata mereka," kata Obama.

Maka, sebagai pemimpin Amerika Serikat, Obama mengakui bahwa negaranya kini masih harus mengadapi peperangan di dua medan, yaitu Afganistan dan Irak. Di Afganistan, contohnya, Obama mendukung operasi militer Amerika Serikat.

"Saya tidak dapat berdiam diri melihat ada ancaman terhadap penduduk AS," katanya saat berpidato di Balai Sidang Oslo. "Agar tidak melakukan kerusakan, kejahatan tidak layak ada di dunia," kata Obama.

Obama sempat merendah dengan menyatakan nobel perdamaian terlalu dini bagi dirinya yang baru di dunia internasional. Namun dengan tegas Obama menyatakan akan mengerahkan kekuatan bersenjata untuk membela diri atau mempertahankan moralitas.

Pidato Obama jelas membawa kontroversi. Pasalnya, sebagai presiden AS, Obama menyerukan perdamaian sekaligus membenarkan perang dengan menambah pasukan AS di Afganistan di saat bersamaan.

Presiden AS ini menjelaskan kondisi dimana perang dibenarkan. Yakni sebagai usaha membela diri, untuk membawa bantuan bagi negara yang diinvasi, atau yang berhubungan dengan kemanusiaan saat pemerintah membatasi gerak warga sipil.

Obama juga menekankan pentingnya perang yang berdasarkan aturan main, yang menolak penganiayaan dan membunuh warga yang tidak bersalah. "Mari meraih apa yang kita cita-citakan. Kita tahu akan ada perang, tetapi kita tetap berjuang untuk perdamaian," ungkap Obama. (AP)

Corn Imports Down to 450 Thousand Tons
VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat di Irak

Pasukan AS di Irak dan Suriah Kena Bombardir Roket Selama 24 Jam

Pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah menghadapi dua serangan roket dan ledakan drone dalam waktu kurang dari 24 jam.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024