VIVAnews - Pengusaha Indonesia diminta tidak perlu takut menghadapi perjanjian perdagangan bebas (FTA) Indonesia dengan Asean dan China. Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi mengatakan, masih ada kemungkinan pemerintah menunda pelaksanaan FTA untuk beberapa produk sampai 2018.
Edy mengatakan, secara keseluruhan pelaksanaan FTA per 1 Januari 2009. "Tapi untuk produk-produk yang mempunyai daya saing lemah kita mempunyai tiga notifikasi," kata Edy di Kantor Menko Perekonomian, Rabu 23 Desember 2009.
Catatan itu adalah pertama untuk pertukaran mana yang bisa lebih dahulu di dahulukan, kedua penundaan yang mungkin bisa ditunda sampai 2018 dan ketiga bagaimana modifikasi tarifnya karena intervalnya terlalu pendek, yakni 5-0 persen.
Menurut Edy tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk pelaksanaan FTA karena pemerintah juga berusaha melindungi industri dalam negeri. Secara tarif, Indonesia-Asean rata-rata sudah 0,9 persen. "Karena 80 persen tarif kita untuk Asean sudah nol persen," kata dia.
Artinya, mulai Januari 2010, rata-rata tarifnya sudah 0,9 persen, sedangkan untuk China rata-rata tarif sekitar 2,9 persen. "Jadi China mulai Januari rata-rata 2,9 persen, sedang untuk Asean 0,9 persen. Itu tidak terlalu ancaman karen tarif kita sudah termasuk rendah," katanya.
Dalam hubungan dengan China, Indonesia juga memiliki spesial produk FTA. Produk spesial ini jumlahnya ada 14 yakni mencakup kopi, kafein, minyak goreng, kelapa sawit, coklat, dan lain-lain.
Selain itu pemerintah juga masih memiliki perlindungan dalam FTA, misalnya dari sisi internal. "Karena sudah bebas yang di dalam sudah coba kita benahi yaitu misalnya isu-isu domestik seperti pengutipan restitusi, hardcopy, pendaftaran dan lain-lain," katanya.
Penguatan daya saing dalam negeri juga terlihat misalnya dengan tetap adanya KUR untuk modal usaha, penguatan NSW untuk proses bisnis, dan PTSP untuk investasi. Pemerintah juga melakukan pengamanan pasar dengan hanya menerapkan lima pelabuhan utama untuk pembatasan barang ilegal.
hadi.suprapto@vivanews.com
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Seorang pria asal Malang, Jawa Timur yang dulunya adalah guru bagi banyak pendeta akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Keputusan dia menjadi mualaf tentu menyita
UGM: Tiga Kunci Sukses Berkarir: Kuasai Jejaring, Mampu Berkomunikasi, Punya Semangat Daya Juang
Wisata
5 menit lalu
Direktur Pemasaran dan Penjualan, Bisnis Indonesia Group, sekaligus Alumni UGM, Hery Trianto membagikan pengalamannya di bidang media, dalam pembekalan kepada 1.387 Calon
Irham menyampaikan, longsor di tebing tersnut terjadi 3 kali saat desa tersebut diguyur hujan deras pada tahun ini. Diduga tidak kuat menahan gerusan ai hujan.
Kapolres Way Kanan AKBP Pratomo Widodo didampingi Kasat Intelkam Iptu Asep Komarudin menyambangi kediaman tokoh adat, di kediamannya bapak Ikroni gelar Sunan Kemala Raja
Selengkapnya
Isu Terkini