Wanita Dilarang Jadi Tukang Ojek
VIVAnews - Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri se-Jawa Timur sudah mengharamkan sesi foto pranikah (prewedding) dan pelurusan rambut (rebonding). Tidak hanya itu, Forum itu juga juga melarang wanita untuk berprofesi jadi tukang ojek. Wow!
Hal itu tertuang dalam dokumen Hasil Keputusan Bahtsul Masa'il Ke-XII Forum Musyawaroh Pondok Pesantren Putri se-Jawa Timur, yang diterima VIVAnews dari Juru bicara Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Nabil Haroen.
Dalam forum itu ada pertanyaan, bagaimana hukum wanita berprofesi sebagai tukang ojek? "Tidak diperbolehkan, karena sulitnya menghindar dari hal-hal yang diharamkan seperti tasyabbuh (penyerupaan) dan hal-hal yang menimbulkan fitnah," tulis hasil keputusan itu.
Pada dasarnya, dalam kerangka analisis masalah, Forum pesantren menyebut bahwa profesi tukang ojek menjadi jasa yang cukup bermanfaat bagi masyarakat.
"Karena dinilai menolong masyarakat pedesaan yang belum mendapatkan sarana transportasi untuk mempermudah mereka menjangkau perkotaan, pusat perdagangan, majlis ta’lim dan lain-lain," tulis hasil forum itu.
Disebutkan pula, pasca-pengembangan obyek wisata religi, puluhan bahkan ratusan tukang ojek di Muria, Giri, dan beberapa lokasi ziarah lain mendapatkan angin segar.
"Bahkan gelombang kesetaraan gender telah menyulap profesi ini menjadi tidak hanya digeluti kaum pria, tetapi juga kaum hawa," tulis dokumen itu.
Sebelumnya, forum ini juga mengharamkan sesi foto pranikah atau prewedding. Foto prewedding dianggap haram karena menampilkan kemesraan pasangan bukan muhrim.
Forum juga mengharamkan pelurusan rambut atau rebonding bagi wanita yang belum menikah.
Pengharaman rebonding dilakukan karena memodifikasi rambut dianggap mengandung unsur tasyabbuh bil fussaq atau menyerupai orang-orang fasik.
Menurut Nabil, Forum ini diikuti 258 peserta yang berasal dari 46 Pondok Pesantren besar di Jawa Timur. Forum juga diikuti dua pondok pesantren besar di jawa Tengah.
"Forum ini mulai berdiri 2004. Dan setiap tahun menggelar dua kali pertemuan. Setiap pertemuan belum tentu mengeluarkan keputusan," ujar dia.
ismoko.widjaya@vivanews.com