Sanyo Ekspansi Pabrik US$ 80 Juta

VIVAnews - Produsen elektronik asal Jepang Sanyo Electric Co Ltd, melalui PT Sanyo Jaya Component Indonesia akan memperluas pabrik optical pick up di Bekasi. Total investasi yang akan ditanam pada 2011 itu US$ 80 juta.

Direktur Industri Elektronik Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat menjelaskan investasi Sanyo untuk optical pick up telah dimulai sejak 2008.

Optical pick up merupakan komponen utama dari optical disc drive seperti blue-ray disc recorder, DVD players, dan komputer CD/DVD drive. Hingga 2009, katanya, Sanyo telah menanamkan investasi sebesar US$ 38 juta di sektor itu. Pada 2010, investasi mereka ditingkatkan lagi jadi US$ 60 juta.

"Pada 2011, investasi ini ditingkatkan lagi hingga US$ 80 juta. Investasi Sanyo seluruhnya berbasis teknologi tinggi," kata Syarif di Jakarta, Kamis, 21 Januari 2010.

Senior Vice President Sanyo Electric Corporation Ltd Takeda Kazuhiro mengatakan sejauh ini Sanyo Indonesia memiliki 3 produksi utama yakni Poscap (polymerized organic semiconductor capacitor), optical pick up dan kamera digital (digital still camera/DSC).

"Pabrik yang baru diresmikan pada hari ini dapat memproduksi sekitar 3 juta unit optical pick up untuk DVD per bulan," kata Takeda.

Investasi pabrik berkapasitas 24 juta unit per tahun ini, kata dia, akan ditingkatkan secara progresif hingga empat kali lipat pada 2012.

Syarif menambahkan kegiatan produksi Sanyo Jaya Component Indonesia di Indonesia seluruhnya akan dialokasikan untuk pasar ekspor. Menurut dia, permintaan produk elektronik tingkat tinggi di pasar global terus meningkat.

"Sanyo berambisi kuasai pasar Asia. Karena itu, Indonesia dipilih menjadi basis produksi ekspor ke Filipina, Jepang dan berbagai kawasan lain. Sampai saat ini, jumlah tenaga kerja Sanyo Jaya Component Indonesia meningkat dari 5.000 orang menjadi 9.000 orang," katanya.

Menteri Perindustrian MS. Hidayat menerangkan SJC Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan elektronik berteknologi tinggi yang banyak menyerap tenaga kerja.

"Perusahaan berbasis high tech biasanya tak banyak menyerap tenaga kerja. Namun, Sanyo bisa mempekerjakan ribuan orang. Ini satu keuntungan bagi Indonesia," katanya.

Menurut Hidayat, investasi Sanyo bisa mendatangkan manfaat bagi Indonesia terutama terkait dengan transfer teknologi yang mendukung proses pendalaman infrastruktur industri elektronik.

"Sanyo melirik Indonesia karena secara geografis negara ini sangat strategis. Pada sisi lain, sumber daya manusia Indonesia cepat beradaptasi karena rata-rata memiliki talenta yang bagus," jelasnya.

Namun, lanjutnya, Kemenperin meminta agar Sanyo meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk setiap produknya. Sampai saat ini, dia menambahkan, TKDN yang diserap oleh Sanyo baru sekitar 5 persen.

"Pemerintah memahami karena investasi Sanyo untuk produk high tech di Indonesia masih relatif baru. Ke depan, porsi TKDN bisa ditingkatkan lebih besar lagi hingga menyentuh minimal 40 persen. Ini bisa terjadi kalau diikuti transfer teknologi," kata Hidayat.

Syarif menambahkan investasi di sektor manufaktur berteknologi tinggi diusulkan mendapatkan fasilitas pajak pada 2010. Sejauh ini, PP No. 62/2008 tentang Insentif Pajak untuk Investasi di Sektor Tertentu dan Daerah Tertentu belum mengakomodasi sektor industri tersebut.

"Pada saat revisi pada 2010, Kemenperin mengusulkan agar investasi manufaktur berteknologi tinggi bisa mendapatkan fasilitas PPh. Saat ini, investasi di sektor tersebut belum difasilitasi," kata Syarif.

Sejak Desember 2009, jelas Kazuhiro, Sanyo Electric telah menjadi bagian dari Panasonic Group setelah Panasonic membeli saham Sanyo melalui over bid/TOB. Namun, lanjutnya, untuk semua transaksi dan merek dagang Sanyo tetap dipertahankan.

hadi.suprapto@vivanews.comĀ 

Terpopuler: Manfaat Belimbing Wuluh sampai Tanggapan Buya Yahya Soal Kasus Inses
Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah

Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah

Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan pihak yang menawarkan paket umrah dan haji khusus dengan harga terjangkau.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024