DPRD DKI Bantah Setujui Anggaran Lab Bahasa

VIVAnews - Anggota Komisi Bidang Pendidikan (E) DPRD DKI Jakarta Fahmi Zulfikar membantah dewan telah menyetujui pengalokasian anggaran sebesar Rp 48,4 miliar hanya untuk pembangunan laboratorium bahasa sekolah unggulan SMA MH Thamrin, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

"Kami tidak menyetujui jumlah itu hanya untuk lab bahasa saja, tapi untuk semua pos anggaran yang diminta," ujar Fahmi di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Sebelumnya VIVAnews memberitakan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui adanya kesalahan dalam pemberian kode rekening sehingga sekolah unggulan itu memperoleh dana Rp 48,4 miliar untuk pembangunan laboratorium bahasa. Padahal, sejatinya dana untuk pos ini hanya sebesar Rp 6,3 miliar.

Total anggaran sebesar Rp 48,4 miliar, menurut usulan semula seharusnya untuk beberapa pos yang berbeda, seperti lab bahasa, lab kimia, lab fisika, lab biologi, perpustakaan, ruang kelas, dan gedung penunjang.

Fahmi menyebut adanya kesalahan sehingga terjadi kesalahan semacam itu. Dia menduga kasus ini ada unsur kesengajaan yang bertujuan agar program pendidikan ini gagal.

"Kalau program ini tidak terealisasi nantinya diperuntukan untuk program yang lain," katanya.

Dalam penjelasannya, Fahmi tidak merinci siapa yang paling salah dalam hal ini. Fahmi minta hal itu ditanyakan kepada Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD).

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudhi mengusulkan anggaran sekolah unggulan MH Thamrin Rp 48,4 miliar itu terbagi dalam tujuh pos. Di antaranya, lab bahasa di dalamnya terdapat pengadaan peralatan bahasa Rp 6,3 miliar. Lalu lab kimia terbagi dua, yakni lab berbasis komputer Rp 3,6 miliar dan peralatan lab kimia Rp 4,6 miliar. Kemudian lab fisika juga ada dua pos, yakni lab fisika berbasis komputer Rp 4,7 miliar dan peralatan lab IPA Rp 5,6 miliar.

Lalu lab biologi juga terbagi dua, yakni lab biologi berbasis komputer Rp 2,7 miliar serta peralatan lab biologi Rp 5,1 miliar. Anggaran juga digunakan untuk perpustakaan virtual library dan buku Rp 1,4 miliar serta library automation system Rp 1,7 miliar.

Dana juga digunakan untuk ruang kelas. Class room management system Rp 1,5 miliar, interactive teaching system Rp 2,2 miliar, multimedia class Rp 1,2 miliar dan peralatan pembelajaran Rp 4,2 miliar. Sementara untuk gedung penunjang extra curricular practice Rp 3 miliar.

"Jadi total semua Rp 48,4 miliar. Bukan Rp 48,4 miliar hanya untuk lab bahasa saja. Kalau seperti itu jelas mubazir," katanya.

So Sweet! Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya Tepat di Momen Ulang Tahun
Aksi sopir pikap dipuji warganet

Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus

 Belakangan ini, viral di media sosial sopir pikap menghadang dua bus yang berusaha melawan arus di perempatan lampu merah.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024