Kontroversi Garuda di 'Dada Armani'

Garuda Pancasila
Sumber :
  • Istimewa

VIVAnews - 'Garuda di dada Armani' menuai kontroversi. Ada yang setuju, menolak keras, hingga datar-datar saja.

Tips Sukses dari Konten Kreator Abibayu, Always On dan Inovasi Kreatif

Pemasangan gambar mirip lambang negara Garuda Pancasila pada kaos rancangan salah satu perusahaan milik perancang dunia Giorgio Armani, Armani Exchange, itu menjadi tema perdebatan di Yahoo!Answers, Selasa 26 Januari 2010.

Seperti pendapat Upin yang menyebut itu hanya strategi dagang biasa. Upin menilai, Indonesia dengan jumlah penduduknya adalah pasar potensial.

Pemerintah Musnahkan Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,33 Miliar Demi Lindungi Konsumen

"Seperti lambang-lambang yang lain yang sering digunakan diberbagai produk bendera USA, lambang NAVY, dsb. Saya kira ini hanya strategi dagang, tidak ada kontroversi," tulis Upin.

"Kalau masalah hak cipta? Saya tidak paham. apakah menggunakan lambang atau bendera suatu negara dalam kaos atau baju dikenakan royalti, karena selama ini tidak ada masalah. Semakin besarnya kontroversi semakin menguntungkan produsen sebuah promo yang murah dan efektif," jelas Upin.

Lalui Seleksi Ketat, 63 Reksa Dana Sabet Penghargaan Best Mutual Fund Awards 2024

Tak jauh berbeda dengan Upin, Edo justru menilai ini sebagai ajang promosi gratis bagi Indonesia. "Indonesia bisa numpang beken, promosi gratis. Kalau Sultan Hamid II dan Mpu Tantular tahu, tentu mereka akan turut berbangga," kata Edo.

Tetapi pendapat Upin dan Edo terlihat berbeda dengan yang dilontarkan akun bernama KD. "Kalo g dirubah sih, g masalah... Tapi klo ada perubahan dari gambar asli, gimana ya? Itu kan lambang negara kita.. Jangan disepelekan deh," kata KD.

Nada kesal juga datang dari Saddy smile. "Agak mengesalkan sih.. Kenapa mesti pake lambang itu? Itu punya orang (baca: punya kita), kok dipake se-plek-pleknya (kecuali detail tententu).. Kesaalll!!" tulis Saddy smile bernada jengkel.

Bukan kesal, tapi prihatin. Itulah yang ditunjukkan akun nhd pada Yahoo!Answers. "Sebenarnya saya sbg WNI sih prihatin, tapi bgmn lagi wong pulau kita saja bisa di ambil asing itu sepadan n ligitan apalagi cuma gambar, pasti mereka bisa. Habis gmn lagi ya tokoh kita masing2 sibuk urus politik mungkin, sehingga hal2 demikian terabaikan," tulis nhd.

Pesan kritik membangun datang dari Rigel. Dia tidak menyebut setuju atau tidak setuju. Rigel mengkritik sikap pemerintah yang dinilai tidak responsif.

"Klo cuman kita aja yang heboh sedangkan pemerintahnya adem2 saja,jadi saya pikir gak ada gunanya.terlalu banyak masalah dinegeri ini kasihan pemerintahnya.kalau gitu buat apa kalian di pemerintahan," kata Rigel.

Wynz74 menilai sejauh tidak sama 100 persen dengan lambang negara Indonesia, itu masih wajar-wajar saja. "Yg penting berantas dulu peniru-peniru/pemalsu-pemalsu merk dagang / produk luar yg bredar di indonesia, intinya berkaca lebih penting daripada menjadi kaca untuk orang lain," kata dia.

Pertanyaan justru terlontar dari Olivia. Dia bertanya, apakah ada aturan baku atau ketetapan soal penggunaan lambang negara di produk komersil.

"Mmmm kurang tahu juga itu sebenernya boleh apa ngga, ada sangsinya apa ngga, sepengetahuan gw banyak juga produksi tshirt di indonesia yg mencantumkan bendera negara lain tapi klo lambang negara??? nay ini niy bingung jadinya setuju apa ngga yaaa??" tanya Olivia.

Sikap yang bukan hanya setuju datang dari Nanda. "Menurut saya, Armani harus bayar royalti kepada negara republik Indonesia," kata Nanda.

Dukungan juga datang dari pemilik akun Dayat Sunardi. "Keren dong...di Indonesia aja banyak yang bangga dengan lambang negara orang lain, kita juga bangga lambang negara kita di pake untuk design kaos yang sudah mendunia....semboyannya " Garuda di dadaku....Garuda Kebanggaanku..." kata Dayat Sunardi.

ismoko.widjaya@vivanews.com

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya