Aksi Tolak Pengelolaan Sampah Berakhir Ricuh

VIVAnews - Aksi demo warga Bukit Rivaria, Sawangan, Depok yang menolak unit pengelolaan sampah  berakhir ricuh. Warga dan pihak developer terlibat adu mulut hingga kontak fisik.

Kericuhan berawal pada saat aksi warga menutup paksa unit pengelolaan sampah menggunakan poster yang sebelumnya digunakan untuk berdemo. Salah satu Manajer Developer Bukti Rivaria, Widarto turut hadir dalam penutupan paksa tersebut.

Entah bagaimana awalnya, salah satu warga Baharudin menarik kerah baju Widarto. Meski sudah sempat dilerai, Namun, Widarto merasa tak terima perlakukan itu dan mendatangi Baharudin dan memberikan ancaman.

Ketegangan menjalar diantara warga yang mendengar ancaman itu kemudian mengejar Widarto yang sudah berlari terlebih dulu ke kantornya. Begitu masuk kantor, Widarto memerintahkan empat polisi dan lima aparat keamanan Rivaria membuat pagar betis di depan pintu masuk.     

Tak satupun warga diperbolehkan masuk kantor developer tersebut. Aksi itu tentu saja membuat warga semakin kesal. Mereka pun terus menunggu Widarto di depan kantornya.

Sebelumnya, sekitar 100 warga melakukan aksi demo di depan kantor developer Bukit Rivaria. Mereka menolak pembangunan unit pengelolaan sampah di RW 11 perumahan itu. Warga menolak karena khawatir timbunan sampah akan menimbulkan polusi lingkungan.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Dalam aksinya, warga mengancam akan melakukan aksi demo yang lebih besar lagi jika tuntutan mereka tidak dikabulkan.

Laporan: Ramuna/Depok

Ogah Pakai Pelampung, Bocah 6 Tahun di Cikarang Tewas Tenggelam di Kolam Renang
Rumah Dinas Gubernur DKI

Alasan Pemprov DKI Gelontorkan Rp 22,2 M untuk Perbaiki Rumah Dinas Gubernur

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana melakukan restorasi atau perbaikan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta yang menggolontorkan anggaran sebesar Rp 22,2 M.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024