Edwan Ruriansyah

ISL, Liga Jago Kandang

Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010 putaran I segera berakhir. Banyak fenomena menyertai separuh musim perjalanan liga sepakbola tanah air paling gemebyar ini.

Munculnya Arema Indonesia sebagai kekuatan anyar penuh kejutan. Serta kembalinya tim-tim elit: juara bertahan Persipura Jayapura, Persib Bandung dan Persija Jakarta ke papan atas.

Menariknya, hampir semua tim ISL layak mendapatkan label jago kandang. Bukan hanya Persiwa Wamena yang selama ini dikenal demikian karena keuntungan geografis Stadion Pendidikan.

Persiba Balikpapan yang berada di posisi 2 sampai paruh musim hanya sekali menang di kandang lawan. Meski itu dibukukan di kandang Arema, Kanjuruhan baru-baru ini, tak mengurangi keraguan akan kapasitas Tim Beruang Madu ini.

Persib boleh menyapu hampir seluruh laga di kandangnya, Jalak Harupat. Tapi, Maung Bandung baru sekali menang di kandang Persiba.

Persija juga tak terkalahkan di kandangnya: Gelora Bung Karno dan Lebak Bulus. Tapi, Macan Kemayoran juga baru sekali menang di laga away.

Tim bertabur bintang Sriwijaya FC sangat sulit ditaklukkan di Gelora Sriwijaya. Tapi, Laskar Wong Kito loyo di kandang lawan karena juga baru sekali menang.

Prestasi lumayan ditorehkan juara bertahan Persipura dan Persema Malang. Mereka dua kali menang di kandang lawan.

Aneh lagi adalah kemampuan Persela Lamongan yang nyaris menyapu semua laga kandang. Tapi, Laskar Joko Tingkir tak pernah menang di kandang lawan.

Hasil nyaris serupa ditoreh Persiwa Wamena yang menempatkan seri sebagai hasil terbaik di kandang lawan.

Fenomena apakah ini? Apakah tim-tim ISL menyerah dan hanya mengincar hasil seri sebelum bertanding di laga tandang?

Pantaskah tim-tim elit ISL hanya mengandalkan laga kandang sebagai tambang meraih tiga poin? Karena laga kandang bisa diatur?

Jawabannya hanya ada pada Arema Indonesia. Hanya Arema mampu menang di kandang lawan lebih dari dua kali.

Pimpinan klasemen sementara ISL ini menunjukkan kapasitasnya sebagai kandidat serius peraih gelar musim ini. Singo Edan tangguh di kandang dengan rekor enam kali menang dua kali seri dan sekali kalah (6-2-1).

Perburuan Alien Belum Usai, Kawan

Rekor tandang pasukan Robert Albert Rene ini juga seimbang: 5-1-2. Jadi, rasanya hanya Arek-arek Malang yang tak layak menyandang label jago kandang.

Seharusnya memang seperti itu kandidat juara ISL musim ini. Bukan hanya mengandalkan laga kandang, tapi juga diimbangi dengan kualitas di kandang lawan.

Jadi berdoalah agar Arema meneruskan kiprah apiknya dan menjadi juara musim ini. Atau akan muncul penantang serius yang memupus label jago kandang itu.

Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono

MK Sudah Putuskan, Dave Laksono Minta Tak Ada Lagi Tuduhan Politisasi Bansos

Semua pihak seharusnya mengakhiri perdebatan terkait Pilpres 2024 setelah Mahkamah Konstitusi atau MK, menyampaikan putusannya. Putusan itu kukuhkan Prabowo-Gibran menang

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024