Harga Minyak Sulit Kembali ke US$77/barel

VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York belum mampu kembali terangkat ke level US$77/barel, bahkan sedikit melemah. Penurunan terjadi di tengah keresahan investor bahwa belum stabilnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju membuat tingkat permintaan minyak belum bisa kembali normal.

Berdasarkan transaksi elektronik untuk transaksi Asia, Kamis siang waktu Singapura, harga minyak light sweet untuk kontrak Maret turun 23 sen menjadi US$76,75/barel. Dalam transaksi di New York dini hari tadi, harga minyak sudah turun 25 sen menjadi US$76,98/barel.

Dalam hampir sebulan terakhir, harga minyak selalu diperdagangan dalam kisaran US$70/barel sejak mencapai rekor tertinggi dalam 15 bulan terakhir, yaitu sebesar US$84/barel. Para investor tampak masih menunggu tanda-tanda yang bisa membuat tingkat permintaan minyak kembali bangkit.

"Absennya pemulihan tingkat permintaan produk minyak di kelompok negara maju [OECD] merupakan salah satu faktor di balik ketidakmampuan harga untuk bergerak naik ke level yang lebih tinggi," demikian laporan dari Barclays Capital. 
 
Para investor di New York dini hari tadi sudah tepukul oleh laporan mingguan dari lembaga survei Departemen Energi bahwa tingkat cadangan minyak mentah naik 2,3 juta barel. Padahal para analisi yang disurvei Platts memperkirakan hasil sebaliknya, yaitu melemah 1 juta barel.

Di bursa London, harga minyak Brent turun 14 sen menjadi  US$75,78/barel. (AP)

Piramida Sepakbola Inggris dalam Bahaya
Sekjen PAN Eddy Soeparno bersama Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.

MK Tolak Seluruh Gugatan Sengketa Pilpres, Sekjen PAN: Mari Kita Hormati Ujung Proses Pemilu Ini

Sekjen PAN Eddy Soeparno menaruh harapan agar Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024 bisa menjadi pemimpin seluruh rakyat.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024