“Tidak Ada Niat Cemarkan Nama Baik Aburizal”

VIVANews – Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Toriq Hadad, mengatakan tidak mempunyai niat mencemarkan nama Aburizal Bakrie. Tulisan pada laporan utama yang digugat Aburizal itu, katanya, sebenarnya guna menyoroti kebijakan pemerintah.

Kombes Iqbal dan Anak Buah Cegat Kendaraan di Lampu Merah, Bikin Pengendara Hepi

“Ini bukan soal Aburizal melainkan kewajiban pers mengingatkan pemerintah agar bersikap adil kepada setiap warga negara,” kata Toriq saat dipanggil Dewan Pers, Selasa 2 Desember 2008.

Toriq mengatakan narasumber yang digunakan Tempo bukan fiktif. Sumber itu, katanya, mengetahui detail adanya kontak antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menteri keuangan terkait saham Bumi Resources.

Persikabo 1973 Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi dari Liga 1 Musim Ini

“Kami mewawancarai lebih dari seorang pejabat tinggi pemerintah, dua orang pejabat eselon satu dan beberapa pejabat lain dengan informasi sama,” katanya.

Awal pekan lalu, Aburizal mengadukan salah satu terbitan  berjudul “Siapa Peduli Bakrie.” Isi pemberitaan itu dinilai tendensius dan mencemarkan nama keluarga Bakrie. Selain itu, sampul majalah itu juga dianggap tidak pantas karena menaruh angka 666 di dahi kiri Aburizal.

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Angka 666 itu merupakan simbol iblis dalam Kitab Injil. Sohor dikenal publik angka 666 itu memang simbol setan. Simbol iblis itu dipakai,kata Aburizal, sengaja untuk menghina dirinya.

Aburizal juga keberatan karena cerita itu cuma bersandar pada sumber anonim, tanpa cerita detail, tanpa alat bukti, tanpa dokumen dan tidak ada verifikasi langsung darinya sebagai obyek. Aburizal mengaku sama sekali tidak ada permohonan wawancara dari pihak Tempo untuk mengklarifikasi tuduhan sepihak itu. Dia cuma dicegat oleh wartawan Tempo dalam sebuah kesempatan.

Itu sebabnya, Aburizal memperkarakan Tempo. Aburizal memilih menggunakan mekanisme mengadu ke Dewan Pers, daripada melapor ke polisi. Dia meminta Tempo memulihkan nama baiknya, mengoreksi kesalahan pada tulisan yang dianggap salah itu, meminta maaf dan membuat hak jawab.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya