VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali mengakhiri transaksi dengan penurunan tajam. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pun kembali bergerak melemah.
Menurut analis PT BNI Securities Maxi Liesyaputra, penurunan tajam Dow Jones semalam akibat data pengangguran Amerika Serikat yang naik melebihi perkiraan sebelumnya, serta kondisi keuangan beberapa negara Eropa yang tidak baik merupakan pemicu merahnya bursa regional Asia Pasifik, termasuk IHSG.
"Harga berbagai jenis logam di LME (London Metal Exchange) juga mencatat koreksi tajam, terutama nikel dan timah yang menjadi andalan eskpor logam Indonesia," kata dia melalui risetnya kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 5 Februari 2010.
IHSG pada penutupan transaksi akhir pekan ini, kembali terpuruk ke level 2.518,98 atau turun 74,24 poin (2,87 persen). Melanjutkan akhir sesi I tadi, yang anjlok 61,27 poin atau 2,36 persen di posisi 2.531,94.
Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 4,41 triliun dan volume tercatat 11,11 juta lot, dengan frekuensi 87.250 kali. Sebanyak 13 saham menguat, 193 melemah, 38 ditutup stagnan, serta 242 saham tidak terjadi transaksi.
Pemodal asing melakukan pembelian saham Rp 535,76 miliar, sedangkan penjualan mencapai Rp 1,53 triliun.
Bursa Asia saat IHSG tutup, juga bergerak negatif. Indeks Hang Seng turun 676,56 (3,33 persen) ke level 19.665,08, Nikkei 225 melemah 298,89 poin atau 2,89 persen menjadi 10.057,09, dan Straits Times terkoreksi 56,17 persen (2,05 persen) di posisi 2.688,81.
Di Bursa Efek Indonesia, saham komoditas yang melemah cukup besar di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun Rp 1.950 atau 6,08 persen ke level Rp 30.050, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) melemah Rp 700 (4,15 persen) menjadi Rp 16.150, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terkoreksi Rp 400 atau 1,67 persen di posisi Rp 23.350.
Sementara itu, berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah bercokol di posisi 9.410 per dolar AS dari transaksi pagi tadi yang berada di level 9.402/US$.
Sedangkan pada perdagangan Kamis, 4 Februari 2010, mata uang lokal tersebut berakhir di kisaran level 9.325-9.327/US$.
antique.putra@vivanews.com
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Depresi Pulang Merantau, Seorang Pria Nekat Gantung Diri Saat Perjalanan Pulang
Banyuwangi
15 menit lalu
Artikel ini hanyalah sebuah informasi dan bukan untuk ditiru Diduga akibatr mengalami depresi berat, seorang pria nekat gantung diri di sebuah pohon saat dijemput pulangk
Bila Eri Cahyadi-Bayu Airlangga dan Armuji-Awi Disimulasikan di Pilwali Surabaya
Jatim
18 menit lalu
Direktur ARCI Baihaki Sirajt mengatakan, bila disimulasikan, pasangan Eri Cahyadi-Bayu Airlangga adalah yang paling berpotensi memenangkan Pilwali Surabaya 2024.
SEMARANG: Taman Bukit Gombel Semarang, Ketika Ingin Melihat Semarang dari Ketinggian
Wisata
23 menit lalu
Bagi masyarakat atau anak muda yang mencari alternatif untuk sekedar bersantai serta sembari piknik atau refreshing, bisa menyambangi Taman Bukit Gombel
DRAKOR: Kim Nam-Gil, Lee Ha-Nee, Kim Sung-Kyun, dan BIBI dikonfirmasi untuk ‘The Fiery Priest 2’
Wisata
29 menit lalu
Menyusul kabar gembira mengenai kembalinya trio pemeran utama ke ‘The Fiery Priest’ Musim 2 bersamaan dengan penambahan BIBI dan Sung Joon menambah jajaran pemain.
Selengkapnya
Isu Terkini