BI Jaga Pasar dari Gejolak Baru

VIVAnews - Bank Indonesia mengaku sengaja menjaga pasar uang supaya rupiah tidak bergejolak sehingga bisa menghindari ketidakpastian baru.

Perkembangan nilai tukar bagi bank sentral, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda S Goeltom, penting untuk dipantau dan diwaspadai karena bisa mempengaruhi inflasi, ekspor impor dan berbagai indikator lainnya.

"Karena itu BI secara terukur tetap harus berada di pasar apabila dibutuhkan," kata Miranda dalam jumpa pers di Gedung BI, Jakarta, Rabu 8 Oktober 2008. Intervensi yang dilakukan BI disesuaikan dengan pergerakan-pergerakan yang terjadi. "Kita lihat day to day," katanya.

Informasi di pasar uang, BI melakukan intervensi besar-besaran pada perdagangan Selasa 7 Oktober 2008. Nilainya mencapai US$ 100 juta. Namun hari ini intervensi tidak dilakukan secara besar-besaran mengingat terbatasnya transaksi.

Nilai tukar rupiah saat ini ditransaksikan di kisaran 9.600 per dolar AS. Relatif stabil dibandingkan sehari sebelumnya yang melonjak drastis.

Selain menjaga nilai tukar, untuk mengendalikan inflasi, BI juga memutuskan menaikan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 9,5 persen. Kenaikan suku bunga acuan ini mengerek suku bunga kredit. Data bank sentral pada Agustus 2008 suku bunga kredit sudah mencapai 13,11 persen. Padahal pada April 2008, suku bunga kredit masih di kisaran 12,75 persen.

5 Minuman Herbal Penjaga Kolesterol Tetap Terkendali
Gunakan Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Dump Truk

Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk 

Rasa senang bisa memiliki sepeda motor baru untuk ke sekolah, justru berbuah petaka dialami Faizal Hadi Winata, seorang pelajar SMA Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024