Kunjungan Hillary ke Indonesia

"Saatnya Bicara Soal Kepentingan Nasional"

VIVAnews - Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Rodham Clinton ke Indonesia harus dijadikan momentum untuk memperdebatkan kepentingan nasional dalam hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat.

"Pemerintah, parlemen, NGO, harus bicara soal satu hal, apa yang kita kehendaki dari AS," kata wakil dari Center For Strategic & International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi dalam acara peluncuran buku 'America's Role in Asia' di Gedung The Jakarta Post, Palmerah, Jakarta, Senin 16 Februari 2009.

Menurut Jusuf, Indonesia saat ini membutuhkan dukungan di bidang pendidikan. "Dengan universitas kita yang terbelakang," tambah dia. Indonesia juga menghadapi masalah perubahah iklim, mengingat di Indonesia kerusakan terbesar hutan terjadi.

Kekuarangan energi juga mengancam Indonesia, "Kita tidak punya gas sebanyak dulu. Kita bukan lagi eksportir," lanjut Jusuf.

Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Dimulai, Yogyakarta Tuan Rumah Seri Perdana

Soal keamanan, tambah dia, Indonesia juga terancam. "Korea Utara saat ini sedang mengembangkan nuklir, kalau negara-negara lain seperti Jepang, Korea Selatan ikut-ikutan, bagaimana?," lanjut dia.

Kedatangan Hillary ke Indonesia, tambahnya, harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan Indonesia dan meningkatkan kerjasama dengan Indonesia. "Tidak hanya menjalin hubungan strategis yang tidak jelas isinya apa," kata Jusuf.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono mengatakan kunjungan Hillary ke Indonesia memiliki arti penting terutama peningkatan sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan.

Menteri Hillary akan berada di Jakarta selama dua hari, 18-19 Februari. Pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berlangsung pada hari kedua Hillary berada di Indonesia. Kunjungan ke Indonesia merupakan rangkaian kunjungan mantan Ibu Negara itu ke kawasan Asia Timur.


Presiden Direktur P&G Indonesia Saranathan Ramaswamy

Presiden Direktur P&G Indonesia Sebut Prospek Masa Depan Indonesia Cerah 

Presiden Direktur Procter and Gamble (P&G) Indonesia, Saranathan Ramaswamy menilai, Indonesia memiliki prospek bisnis yang cerah di masa depan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024