Krisis Keuangan AS

Pasar Ekspor Minuman Buah Terpangkas 25%

VIVAnews - Imbas krisis keuangan global mulai dirasakan industri nasional. Kali ini, produsen minuman sari buah dan buah dalam kemasan yang mulai merasakannya. Hanya dalam sepekan pasar ekspor ke Amerika Serikat terpangkas hingga 25 persen.

Ketua Bidang Minuman Saribuah Asosiasi Industri Minuman Ringan Farchad Poeradis kepada VIVAnews mengatakan, importir asal Amerika membatalkan pemesanan untuk produk yang berbasis nanas.

"Ini pukulan besar bagi industri minuman," ujar Farchad di Jakarta, Jumat, 10 Oktober 2008. Saat ini pasar ekspor minuman berbasis nanas yang terbesar adalah Amerika, lalu disusul Eropa dan Timur Tengah.

Untuk itu, ASRIM telah mengimbau kepada anggotanya untuk mengantisipasi pemesan baru dari Eropa. Sebab, Eropa termasuk negara rawan tertular krisis keuangan AS.

Industri minuman sari buah nanas dan nanas kalengan di Indonesia, kata Farchad, kebanyakan dipasok dari Sumatera, terutama Lampung. "Jadi petani nanas di sana sulit memasarkan produknya," ujar Farchad.

Sementara itu, untuk minuman ringan dan air minum dalam kemasan untuk konsumsi nasional hingga September lalu masih stabil. Bahkan, sempat terjadi peningkatan penjualan saat puasa dan Lebaran.

"Konsumen minuman adalah kelas menengah ke bawah. Sehingga krisis keuangan AS belum berimbas," katanya.

Sidang PHPU, KPU Tepis Sirekap Jadi Bagian Kecurangan Pemilu
Ilustrasi lahan.

Kasus Pemalsuan Surat Lahan, Gubernur Kepri Sebut Bisa Diselesaikan dengan Musyawarah

Dalam hal ini Alson selaku juru bicara Polres Bintan, jelaskan bahwa pemanggilan Hasan sebagai saksi terkait kasus dugaan pemalsuan surat lahan di Kecamatan Bintan Timur.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024