Vivanews-Andri Aziz (27) dibekuk jajaran Polres Subang karena kedapatan memiliki barang bukti pembuat obat isektisida palsu. Kini pelaku mendekam di tahanan Polres Subang.
Kapolres Subang AKBP Sugiyono menyatakan, penangkapan berawal dari kecurigan polisi terhadap mobil pelaku, yang sudah lama menjadi target operasi polres Subang. Dimana diketahui pelaku memproduksi obat-obat palsu dalam bentuk insektisida.
"Pelaku kita tangkap di rumahnya di Balai Endah Bandung. Saat kita tangkap pelakiu tengah bersantai di rumahnya, tanpa perlawanan sedikitpun," Ujar Kapolres Subang.
Dari hasil penggrebekan tersebut, polisi menemukan barang bukti berupa alat pembuat obat, stiker, brosur, stempel serta insektisida yang siap dipasarkan.
Insektisida tersebut adalah Dupont Prevatho isi 20 SC sebanyak 26 botol, 80 botol jenis regent isi 100 ml dan 48 botol obat jenis Decis ukuran 2,3 ml serta sejumlah alat racik, sablon dan stempel kemasan botol.
Tersangka mengaku pekerjaannya ini sudah dilakukannya sejak petengahan 2007 dan hanya bermodalkan barang-barang bekas. "Saya melakukan pekerjaan ini dari mulai 2007 dan hanya bermodalkan barang-barang bekas yang sudah dibuang pemiliknya," ujarnya. Adapun bahan isnektisida ini sendiri, hanya berupa campuran-campuran zat.
Sementara dalam menjalankan aksinya, pelaku menawarkan sendiri produknya ke toko-toko yang menjual obat. "Cara pemasarannya seperti sales, door to door,dengan sasaran daerah Pantura," imbuhnya.
Dari barang bukti yang berhasil di amanakan pihak kepolisian, diperkirakan obat tersebut senilai Rp 8 Juta. Tersangka sendiri diancam dengan Undang-undang No.15 tahun 2001 tentang Merk dengan hukuman maksimal 5 tahun penjara.
"Insektisida ini sangat merugikan petani, karena bukannya membunuh hama, malah memicu hama-hama lain muncul," imbuhnya.*Inin Nastain, Subang.
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG).
