VIVAnews - Menteri Luar Negeri Tzipi Livni dipastikan tampil sebagai perdana menteri baru Israel, menggantikan Ehud Olmert. Kepastian itu muncul setelah Livni unggul dalam exit poll pemilihan resmi pimpinan partai Kadima yang berkuasa, Rabu 17 September 2008 waktu setempat (Kamis pagi WIB).
Keberhasilan Livni tersebut diperkuat oleh ucapan selamat Olmert melalui telepon. Olmert juga menyatakan dukungan penuh dan siap untuk bekerjasama. “Keduanya setuju untuk bertemu, “ kata pejabat dari kantor PM.
Kemenangan ibu dua anak tersebut sudah diduga sebelumnya. Hasil jajak pendapat di dua stasiun televisi menunjukkan kemenangan Livni atas pesaingnya, Menteri Transportasi Shaul Mofaz. Livni mendapat dukungan 47 dan 49 persen, sedangkan Mofaz hanya 37 persen.
Dia akan menjadi perempuan pertama yang memerintah Israel setelah era Golda Meir pada dekade 1970-an. Livni dijuluki “Si Perempuan Bersih” oleh pendukungnya karena dinilai bisa mengakhiri berbagai skandal yang ditinggalkan Olmert. Teman akrab Menteri Luar Negeri AS, Condoleeza Rice tersebut menyatakan bahwa posisi baru sebagai PM merupakan kesempatan kedua bagi dirinya untuk membentuk wajah Israel dan memperbaiki kerusakan.
Sebelum menjadi politisi, perempuan berusia 50 tahun tersebut adalah mantan agen rahasia Mossad dan juga pernah menjadi pengacara korporat. Livni, yang bersuamikan seorang pengusaha terkemuka, juga dikenal sebagai negosiator Israel untuk proses perdamaian dengan Palestina.
Livni mempunyai waktu enam pekan untuk membentuk pemerintahan koalisi, dan selama proses itu berlangsung, PM Olmert masih tetap menjabat.