Batas Antara Porno dan Seni Sangat Tipis

VIVAnews - Aktris dan penyiar radio Melissa Karim juga tidak mendukung Rancangan Undang-undang Pornografi. Melissa yang juga merupakan Operational Director Yayasan Kalyana Shira ini mengimbau DPR cari perhatian dengan cara positif.

Bukan dengan menggodok RUU Pornografi. Ia lalu mencontohkan aksi Komisi Pemberantasan Korupsi dengan gebrakan-gebrakan baru yang positif.

Menurut selebriti mungil ini, ada batas tipis antara seni dan pornografi dalam RUU tersebut.

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai

Patung berbentuk alat kelamin laki-laki bagi Kartika Effendi, pembuatnya, adalah seni. Namun bagi kalangan tertentu belum tentu demikian. Hal itu katanya, menjadi gambaran porno atau tidaknya sesuatu adalah tergantung pada masing-masing individu.

Lebih lanjut lagi Melissa menambahkan, daripada membahas pornografi dan aturannya, DPR lebih baik menghabiskan waktunya untuk isu yang lebih penting.

"Bagaimana caranya kita menggerakkan perempuan-perempuan Indonesia. Bukan dengan dibatasi tapi dimerdekakan untuk bisa berkarya agar bisa membangun bangsa," papar Melissa yang ditemui VIVAnews di kawasan Menteng, Jakarta Pusat belum lama ini.

Katanya, saat ini banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing yang bersedia mengucurkan dana bantuan asalkan penerima bantuannya perempuan. "Terbukti kan perempuan lebih terpercaya," tandas selebriti 30 tahun ini.

Ilustrasi tahanan diborgol

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Satuan Reserse Kriminal Polres Labuhanbatu Selatan (Labusel), berhasil menangkap 6 debt colector sadis, yang hendak mengambil mobil korban dengan cara ditabrak.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024