Krisis Finansial Global

Pedagang Elektronik Untung Besar

Berbeda dengan industri komputer yang terpukul dengan naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah, pedagang elektronik di kawasan Glodok, Jakarta malah meraih keuntungan. Kenaikan penjualan produk konsumer dan rumah tangga itu cukup merata di salah satu pusat kulakan elektronik utama tersebut.

Menurut Yudi Oh, pemilik toko elektronik SL di bilangan Glodok, saat kurs dolar naik di atas 10 ribu rupiah, konsumen sempat memborong barang-barang elektronik. "Melihat dolar yang terus naik, konsumen sepertinya panic buying. Mereka takut harga naik dan langsung cepat-cepat membeli barang," ungkapnya. "Padahal dari pabrikan sendiri posisinya masih wait and see. Mereka (pabrikan-Red) masih melihat seminggu ini apakah kurs tetap bergejolak atau stabil. Hanya merek Sanyo saja yang sudah ambil tindakan dengan menaikkan harga. Mungkin karena kaget melihat dolar tembus 10 ribu rupiah," jelasnya.

Dari sisi penjualan sendiri, karena konsumen melakukan panic buying, penjualan malah meningkat. Sejak Sabtu, 11 Oktober sampai 15 Oktober, peningkatan penjualan masih terasa. Dibandingkan hari-hari lainnya, kenaikan penjualan bisa mencapai 35 persen.

Produk-produk yang mengalami peningkatan penjualan adalah produk yang masuk di kategori white goods. Misalnya seperti AC, lemari es, mesin cuci, ataupun kompor freestanding. Kalau produk-produk LCD seperti televisi malah sebaliknya, cenderung menurun.

Pasokan dari pabrik ataupun distributor juga terasa lancar. "Jumat, 10 Oktober memang sempat stok ditahan. Tetapi Senin-nya produk-produk sudah dilepas lagi ke pasaran oleh distributornya," ucap Yudi. Uniknya, naiknya penjualan elektronik hanya terjadi di produk-produk segmen menengah ke atas. Ini disinyalir karena daya beli konsumen di segmen produk tersebut masih ada. "Produk low end biasanya dibeli oleh orang yang berbudget terbatas, sehingga penjualan tetap lesu," ungkap Yudi lagi.

Ogah Pakai Pelampung, Bocah 6 Tahun di Cikarang Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Kenaikan penjualan yang terjadi di kawasan Glodok tidak menular ke kawasan pusat penjualan elektronik modern seperti Pacific Place ataupun Electronic City.

Suasana Electronic CityMenurut Bagus, seorang pegawai dari reseller Samsung di Pacific Place, kawasan SCBD Sudirman, Jakarta, seminggu terakhir ini harga-harga masih stabil. Jumlah pengunjung juga tidak ada perubahan yang signifikan. Rata-rata masih tetap 200-300 orang per hari. Kalau di hari kerja, gerainya bisa menjual antara 10 sampai 15 unit per hari untuk semua produk, mulai dari LCD, AC, ponsel, dan perangkat elektronik rumah tangga lainnya. Di akhir pekan, penjualan ini bisa meningkat hingga dua kali lipat.

RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

Pasokan barang dari distributor juga tetap lancar. Malah beberapa versi terbaru malah ditambah pasokannya sekitar 20 persen. Meski dolar naik, harga TV LCD malah turun. Khususnya yang berukuran kecil. Tetapi TV dengan layar lebih besar harganya stabil.

Hal yang serupa juga terjadi di counter LG. Menurut Stacy, pegawai gerai resmi LG di Pacific Place, harga-harga tidak ada perubahan. Demikian pula untuk harga produk-produk baru. Jumlah pengunjung juga tetap.

PSSI Buka Suara soal Dugaan Pengaturan Skor Bhayangkara FC Vs Persik

Di Electronic City Sudirman, peningkatan jumlah pengunjung ataupun penjualan juga tidak terjadi. Suasana masih sama seperti sebelumnya. "Kalau harga-harga di sini memang ada yang naik, tetapi ada pula yang turun," ungkap Tinus, seorang staf Sales Promotion dari Electronic City SCBD, Sudirman, Jakarta. "Harga yang naik misalnya seperti TV LCD keluaran Samsung dan Sony. Kenaikannya sekitar 5-10 persen. Tetapi untuk produk dari LG, Sharp, dan Panasonic, harganya malah turun. Pasokan sendiri tetap lancar," tambahnya.

Penjualan produk-produk di Electronic City di minggu-minggu belakangan mencapai sekitar 150 unit. Di akhir pekan, penjualan mencapai 200-300 unit per hari. Kondisi ini tidak berubah dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya saat krisis ekonomi Amerika Serikat belum meluas.

Menurut Irwan, seorang wiraswastawan yang akan berbelanja di Electronic City, krisis ekonomi global tetap berpengaruh. "Beberapa produk terlihat mengalami kenaikan harga. Tetapi yang diskon juga banyak. Jadi konsumen tetap tidak terlalu terpengaruh," ujarnya. "Kebanyakan harganya masih biasa. Nggak terasa memberatkan, lah," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya