Wawancara Khusus Petinggi ADB

Indonesia Memainkan Peran Penting di ADB

VIVAnews - Untuk kedua kalinya dalam sejarah, Indonesia menjadi tuan rumah sidang tahunan Bank Pembangunan Asia (ADB). Sidang yang diselenggarakan di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali ini dihadiri oleh lebih dari 3000 delegasi dari 63 negara anggota ADB. 

Berlangsung dari 2 - 5 Mei, sidang ini menjadi sangat strategis. Apalagi di tengah krisis keuangan global, serta ancaman flu Babi. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pertemuan ini, wartawan VIVAnews, Heri Susanto mewawancarai Managing Director General ADB, Rajat M Nag di ruang khusus wawancara di media center ADB pada Sabtu, 2 Mei 2009.


Apa saja poin utama yang dibahas dalam sidang tahunan ADB kali ini?

Soal Flu Singapura, Menkes Singgung Virus Terus Berkembang

Kami bahas tiga isu besar. Pertama adalah seberapa besar dampak krisis ekonomi terhadap Asia. Bagaimana Asia menghadapinya dan bagaimana pula ADB bisa membantu negara-negara anggota yang terkena dampak krisis. Seperti anda tahu, Dewan Gubernur ADB telah menyepakati kenaikan modal ADB 200 persen.

Kedua, soal perubahan iklim. Dalam hal ini yang sangat penting adalah agar negara-negara Asia tidak menunda investasi untuk perubahan iklim.

Pekan Depan, MK Batasi Jumlah Saksi di Sidang Sengketa Pilpres 2024

Ketiga, bagaimana Asia melanjutkan kerjasama dan integrasi pasar di kawasan regional.

Apa yang bisa dilakukan ADB untuk membantu negara-negara yang terkena dampak krisis?

ADB akan meningkatkan alokasi pinjaman secara signifikan. Jumlahnya lebih besar dibandingkan dua tahun sebelumnya, yakni sekitar 10 miliar dari US$ 22 miliar menjadi 32 miliar untuk 2009-2010. Kami menyediakan dana bagi anggota ADB untuk menghadapi krisis, seperti Indonesia. Pinjaman itu bisa untuk stimulus fiskal, pembangunan sektor sosial dan pembiyaan investasi infrastruktur sosial. 

Seberapa besar dana untuk investasi di sektor sosial dan infrastruktur?

Rekomendasi Makanan yang Bisa Menjaga Kulit Lebih Sehat dan Bersih, Apa Saja?

Asia Pasifik membutuhkan US$ 53 miliar setiap tahun hanya untuk dapat mencapai tujuan pembangunan milenium atau millenium development goal. Asia membutuhkan dana sekitar US$ 750 miliar per tahun untuk investasi infrastruktur. Namun, ADB tidak bisa menyediakan dana untuk itu semua. ADB menjadi sumber tambahan.

Sejauh mana dampak krisis terhadap kawasan Asia?

Damapk krisis ekonomi global telah berdampak serius bagi penduduk Asia. Dampaknya bukan saja terhadap anjloknya pertumbuhan ekonomi. Tetapi, juga berdampak secara nyata bagi warga Asia. Kami perkirakan pertumbuhan Asia tahun ini sebesar 3,6 persen atau turun dari 6,3 persen tahun lalu. Penurunan itu berdampak buruk bagi penduduk Asia. Kami perkirakan sekitar 60 juta orang akan jatuh dalam kemiskinan absolut. Pada 2010, jumlahnya akan meningkat menjadi 100 juta orang.
Itu hanya angka. Tetapi, jika anda lihat lebih dalam, konsekuensi dari penurunan 3 persen telah berdampak lebih dahsyat. Sekitar 10 juta orang kekurangan gizi. Sekitar 56 ribu anak-anak meninggal di bawah usia 5 tahun dan lebih dari 2 ribu ibu meninggal saat melahirkan akibat krisis keuangan global.

Karena itu, sidang tahunan ini sangat strategis?

Oh ya, ini pertemuan Dewan Gubernur ADB sangat penting, terutama untuk menghadapi ketiga hal tersebut.

Bagaimana pendapat anda tentang Indonesia sebagai anggota ADB?

Indonesia mempunyai posisi penting di ADB. Indonesia merupakan negara besar. Indonesia salah satu penyokong dana ADB. Indonesia pemegang saham terbesar keenam di ADB. Indonesia juga merupakan peminjam terbesar ADB.

Bagaimana Indonesia memainkan peran penting bagi ADB?

Ya, Indonesia mempunyai kisah sukses dalam pembangunan. Banyak pencapaian yang telah diperoleh oleh Indonesia, termasuk menurunkan jumlah penduduk miskin. Indonesia sekarang juga dalam proses menerapkan konsep desentralisasi. Jadi, pengalaman Indonesia sebagai sangat penting untuk dibagikan dengan negara anggota lain.

Di sisi lain, Indonesia menjadi peminjam terbesar ADB ...

Ya. Namun, anda bisa lihat pembangunan yang dibutuhkan oleh negara ini dan bagaimana Indonesia memanfaatkan pinjaman ini. Negara ini telah menurunkan rasio utang terhadap PDB. Pada 2003, rasio utangnya masih 56,3 persen. Pada 2008, sudah turun menjadi 30,3 PDB. Utang luar negeri juga turun dari 29 persen pada 2003 menjadi 17 persen pada 2008. Jadi, utang Indonesia sesungguhnya terus menurun.

Apakah pinjaman itu bermanfaat bagi publik Indonesia?

Yang penting memang bagaimana utang tersebut digunakan. Jika itu digunakan utnuk investasi produktif, peningkatan pendapatan, mengatasi kemiskinan, investasi infrastruktur, membangun sekolah itu merupakan cara terbaik untuk pembangunan Indonesia. Lihat saja misalnya, 7 juta anak sekolah mendapatkan manfaat dari proyek ADB di bidang pendidikan. Kami juga turut mendukung pembangunan jalan 4.600 kilometer di Indonesia. Itu setara dengan Bali dan Bangkok. Semua proyek ini mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada penurunan kemiskinan. Jadi, benar Indonesia memang merupakan peminjam terbesar ADB. Tapi, anda lihat juga proyek-proyek ADB di Indonesia. Jangan lupa, Indonesia perlu berjuang mengatasi kemiskinan. Itu kan butuh dana. Salah satu sumbernya ya dari ADB. Pinjaman dari ADB lebih murah dibandingkan Indonesia mencari pinjaman ke pasar uang.

Bagaimana jika dibandingkan dengan pinjaman bank Dunia?

Bank Dunia merupakan lembaga sejenis dengan ADB. Yang penting adalah bagaimana pinjaman itu digunakan.

Apakah flu Babi termasuk yang dibahas?

Ya, kami akan membahas perkembangan flu Babi dan dampaknya bagi perekonomian. ADB memiliki fasilitas pendanaan untuk situasi seperti ini bagi negara-negara yang membutuhkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya