VIVAnews -Tekanan jual yang melanda bursa saham domestik membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah ke level 1.379,74. Indeks terpuruk 60,41 poin (4,19 persen) pada penutupan transaksi Rabu, 22 Oktober 2008.
Namun, penurunan indeks tersebut tidak serendah bursa utama kawasan Asia, seperti Nikkei 225, Straits Times, dan Hang Seng yang melemah 4,8-6,7 persen.
Sebanyak 28 saham menguat, 145 terkoreksi, dan stagnan 38 saham, serta tidak terjadi transaksi 249 saham. Volume saham berpindah tangan 1,52 miliar unit senilai Rp 1,56 triliun.
Pengamat pasar modal Gifar Indra Sakti mengatakan, belum ada sentimen dari dalam negeri yang cukup kuat untuk menggerakkan indeks ke area positif. "Indeks cenderung dipengaruhi sentimen bursa global dan regional dibanding dalam negeri," kata Gifar kepada VIVAnews di Jakarta.
Di bursa Asia, indeks Nikkei 225 terkoreksi 631,56 poin (6,79 persen) menjadi 8.674,69, Hang Seng melemah 774,57 poin (5,15 persen) ke posisi 14.266,6, dan Straits Times turun 92,94 poin (4,84 persen) ke posisi 1.827,85.
Dia menjelaskan, sentimen dari dalam negeri diperkirakan muncul pekan depan, seiring penyampaian laporan keuangan emiten kuartal III-2008.
Sebelumnya, pelaku pasar berharap, proses pembelian kembali (buyback) saham BUMN dan emiten lainnya dapat menopang pergerakan indeks. Apalagi, nilai pembelian kembali saham BUMN masih kecil. Hingga 21 Oktober 2008, nilai pembelian kembali saham BUMN baru mencapai Rp 20 miliar.
Sementara itu, pada transaksi Selasa, 21 Oktober 2008, indeks Dow Jones melemah 231,77 poin atau 2,5 persen ke level 9.033,66. Penurunan serupa terjadi untuk indeks Standard & Poor's 500 yang melemah 30,35 poin (3,08 persen) menjadi 955,05 dan Nasdaq terkoreksi 73,35 poin (4,14 persen) ke level 1.696,68.
Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan turun tangan langsung dalam melakukan imbauan dan penindakan semrawutnya kabel fiber optik.
