Krisis Finansial AS

Nilai Ekspor RI Bakal Melorot

VIVAnews - Industri perbankan nasional masih aman dari guncangan krisis finansial Amerika. Namun kinerja ekspor akan terganggu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan imbas krisis finansial Amerika terhadap industri perbankan tidak besar karena bank-bank di Indonesia tidak menempatkan dananya dalam jumlah besar di bank-bank investasi AS yang mulai berguguran satu per satu.

Namun karena ketatnya likuiditas dunia yang juga merembet ke Indonesia, kinerja ekspor diperkirakan akan turun. "Kinerja ekspor akan belik ke harga 6 bulan lalu," kata Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat 19 September 2008.

Perusahaan yang paling berpengaruh menurut Kalla perusahaan yang bergerak di sektor komoditi, seperti industri kepala sawit. Ia menduga nilai ekspor crude palm oil (CPO) akan turun, namun volumenya tidak akan berubah. "Buat masyarakat ada dampak positifnya, minyak goreng turun, subsidi PLN juga turun," katanya.

Kalla juga menilai Indonesia masih jauh beruntung dibandingkan China yang merupakan eksportir terbesar ke AS. Dengan adanya krisis, permintaan atas produk China dari negeri adi daya itu akan turun jauh.

Kalla memperkirakan akibat krisis AS gross domestic product (GDP) hanya turun sedikit, tidakk sampai satu digit. "Paling sekitar 0,1-0,2 persen dari 6,4 yang tahun kemarin. Kalau China bisa sampai dua persen," kata dia.

PAN Pede Punya Eko Patrio hingga Zita Anjani, Siap Tarung di Pilkada DKI Jakarta
Kran Penghemat Aliran Air Wudhu di Mushola Nurul Qolbi

Ikuti Sunah Nabi dengan Berhemat Air Wudhu

Penghematan air wudhu dengan kran pembatas aliran air di mushola Nurul Qolbi kreo, Tanngerang.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024