Pembajakan Software

Metode Anti Pembajakan Microsoft Diprotes


Seperti dilansir China Internet Information Center, portal web milik otoritas RRC, sejumlah warga Cina marah dengan cara Microsoft melakukan pencegahan atas pembajakan sistem operasi buatannya.

Mulai 21 Oktober, raksasa software tersebut akan menggelar software Microsoft Windows Genuine Advantage (WGA) dan Office Genuine Advantage (OGA) ke Cina. Tetapi software tersebut lebih mengganggu pengguna, dibandingkan software yang beredar di Amerika Serikat. Software tersebut masuk ke komputer dan otomatis terinstalasi jika pengguna mengaktifkan fitur update otomatis via internet.

Setelah restart, pengguna Windows atau Office bajakan akan melihat pesan peringatan setiap satu jam. Pesan menyebutkan bahwa mereka harus membeli software asli dan software tersebut akan mengubah background di desktop menjadi hitam total.

“Pengguna bisa mengubah background ke wallpaper atau warna background lain, tetapi setiap 60 menit, desktop akan diubah menjadi warna hitam sampai sistem operasi Windows yang digunakan lolos validasi. Sebagai tambahan, notifikasi terus menerus akan muncul di sudut kanan bawah desktop,” ucap seorang juru bicara Microsoft.

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Pegawai Kementerian ESDM

Notifikasi Windows BajakanRencana ini menuai protes di Cina. Menurut sebuah jajak pendapat di sebuah portal Cina, QQ.com, dari 574.923 peserta, 73,33 persennya menyebutkan bahwa mereka menggunakan Windows XP bajakan. Sebanyak 51,58 persen akan terus menggunakan software bajakan, dan 32,87 persen dari mereka akan mengabaikan kampanye “black screen” Microsoft. Hanya 15,55 persen yang memutuskan untuk membeli versi asli dari Windows, sedangkan 77,23 persen dari total peserta menentang aksi Microsoft tersebut.

Microsoft menyatakan bahwa tindakan mereka tersebut tidak ditujukan khusus untuk pengguna asal Cina, dan akan memperluas sistem verifikasi tersebut ke seluruh pengguna Windows XP dan Office dalam waktu dua bulan ke depan. Kampanye “black screen” tersebut juga hanya merupakan pemberitahuan atas penggunaan software bajakan dan tidak akan berefek apa-apa pada operasional komputer. “Bahkan meskipun Windows XP atau Office-nya bajakan, kami tetap tidak akan mengumpulkan informasi apapun daru Anda, jadi, kami tidak melanggar privasi di sini,” ucap sumber dari Microsoft.

Dong Zhengwei, seorang pengacara asal Cina menuduh Microsoft telah melakukan serangan hacking terbesar yang pernah ada. Di komplainnya, Dong juga menyebutkan bahwa aktivitas validasi tersebut menyebabkan kinerja komputernya melambat dan berpotensi munculnya kebocoran informasi. Meskipun ia menyebutkan bahwa tindakan Microsoft tersebut bisa dimaklumi, tapi kegagalan mereka untuk bertindak mengatasi pembajakan dalam jangka waktu panjang telah membuat hampir 10 persen penduduk Cina menggunakan software bajakan. Sikap mereka yang tidak bertindak bisa diartikan bahwa mereka juga mengabaikan hak cipta mereka. “Pembuat software bajakan yang perlu disalahkan,” tukas Dong Zhengwei. “Pengguna komputer biasa harusnya tidak menjadi korban," protesnya.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi

Sindir Heru Budi, Ketua DPRD: Siapapun Pj Gubernurnya Kalau Gak Radikal Ya Jakarta Tetap Banjir

Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyoroti persoalan banjir di Jakarta. Padahal, Jakarta punya anggaran untuk mengatasi banjir.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024