Operasi Yustisi Bantu Deteksi Teroris

VIVAnews - Operasi yustisi dan kependudukan tetap digelar di tengah kecaman sejumlah lembaga swadaya. Operasi ini akan dimaksimalkan untuk mencegah pelaku terorisme masuk ke lingkungan warga.

Demikian disampaikan Wali Kota Jakarta Timur H Murdhani saat memantau pelaksanaan operasi yustisi di RW 06 RT 16 Kelurahan Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis 23 Oktober 2008.

Sesuai aturan, setiap warga yang bermukim di suatu lingkungan harus melapor ke RT setempat minimal 14 hari setelah kedatangan. Sehingga tidak ada lagi warga yang tidak saling kenal tetangga atau minimal Ketua RT dan RW.

"Dengan demikian operasi ini bisa sekaligus menghindari teroris yang masuk ke lingkungan. Biar mudah mendeteksinya," ujar Murdhani.

Dalam operasi yustisi di RW 06 Kelurahan Kampung Rambutan, petugas menyisir sejumlah rumah kos dan kontrakan. Total ada sekitar 5.000 warga di kawasan ini.

Syaiful, pria asal Bumiayu, Jawa Barat, pun pasrah saat terjaring di rumah kontrakannya. Dia dinyatakan bersalah karena tidak melapor ke Ketua RT atau RW sejak pindah satu bulan lalu. Padahal Syaiful telah memiliki pekerjaan tetap di Jakarta. "Saya bingung juga, operasi yustisi itu apa saya juga tidak tahu," ujar Syaiful.

Petugas Kotamadya Jakarta Timur sudah menyiapkan tenda besar di kawasan itu untuk menampung warga yang terjaring dalam operasi ini. Tenda itu bertuliskan "Tempat Persidangan Operasi Yustisi Kependudukan".

Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or
Nyamuk aedes aegypti.

Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya

Dinas Kesehatan saat ini turun tangan untuk mengatasi persoalan kasus DBD di Jakarta, dengan menyosialisasikan para warga untuk melakukan gerakan 3M.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024