Bapepam Minta Kejelasan Rights Issue CP Prima

VIVAnews –  Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) meminta manajemen PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) menjelaskan lebih detail terkait rencana penawaran saham terbatas (rights issue) perseroan senilai Rp 1,6 triliun.

12 Fakta yang Diklaim Tak Terbantahkan Dibeberkan Kubu Ganjar-Mahfud pada Sidang PHPU

Bapepam-LK mengkaji informasi benturan kepentingan antara CP Prima dan PT Pertiwi Indonesia. Pertiwi Indonesia merupakan pembeli siaga (standby buyer) untuk penawaran saham terbatas (rights issue) CP Prima.

"Kami sudah mengirimkan surat permintaan penjelasan kemarin. Sampai kini belum ada jawaban dari pihak manajemen," kata Anis di Gedung Bapepam-LK Jakarta, Kamis 23 Oktober 2008. Karena pertimbangan tersebut, Bapepam belum mengeluarkan pernyataan efektif untuk rights issue perseroan.

Sebelumnya, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) CP Prima ditunda karena perseroan belum memeroleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK. Perseroan berencana meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana rights issue senilai Rp 1,6 triliun.

Perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak 8,05 miliar lembar pada harga Rp 200 per unit pada November 2008. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk membayar utang kepada PT Surya Hidup Satwa.

Surya Hidup Satwa merupakan pemegang 45,14 persen saham CP Prima. Perusahaan menyuntikkan dana senilai Rp 1,7 triliun saat mengakuisisi aset tetap tambak udang PT Dipasena Citra Darmaja.

Corporate Communication Manager Central Proteinaprima Fajar Reksoprodjo mengatakan, perseroan berharap RUPSLB untuk persetujuan rights issue dapat dilaksanakan pada Senin, 27 Oktober 2008.

Presiden Iran Ancam Serangan Secara Brutal ke Israel Jika Berani Membalas!

“Kami berharap, RUPSLB perseroan mendapat penundaan selama tiga hari kerja, karena belum adanya pernyataan efektif dari regulator,” kata Fajar di Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2008.

Fajar mengungkapkan, hingga akhir Juni 2008, perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 3,68 triliun, atau naik 42,18 persen dibanding sebelumnya Rp 2,59 triliun. Sementara itu, kinerja keuangan hingga September masih dalam perhitungan.

Central Proteinaprima merupakan perusahaan pembudidayaan udang terbesar dunia yang terintegrasi. Pada semester pertama 2008, perseroan mampu meningkatkan produksi sebesar 48.952 metrik ton. Produksi perseroan tersebut meningkat 85,88 persen dibanding 2007 yang mencapai 57.000 metrik ton.

Ilustrasi Gelombang Tinggi

BMKG Peringatkan Masyarakat Waspadai Hujan Badai di 27 Provinsi

BMKG mengingatkan masyarakat agar mewaspadai hujan badai atau hujan yang dapat disertai petir atau kilat di sejumlah titik di 27 provinsi di Indonesia pada Kamis.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024