AS-Rusia Kembali Kurangi Senjata Nuklir

VIVAnews - Pada 3 Januari 1993, Presiden AS George Bush dan Presiden Rusia Boris Yeltsin menandatangani perjanjian Start II. Start (Strategic Arms Reduction Treaty) adalah perjanjian pengurangan senjata strategis antara AS dan Rusia. Melalui perjanjian ini, AS dan Rusia setuju mengurangi hulu ludak nuklirnya antara 3000 hingga 3500 buah.  

Saat perjanjian Start II ditandatangani, AS dan Rusia masing-masing memiliki lebih dari 10.000 hulu ledak nuklir. Perjanjian yang ditandatangani di Moskow tersebut merupakan upaya pengurangan nuklir terbesar yang pernah dilakukan kedua negara. Selain mengurangi hulu ledak nuklir di darat, perjanjian Start II juga memaksa kedua belah pihak mengurangi 1.750 rudal lautnya. Kedua belah pihak juga setuju untuk memusnahkan rudal yang memiliki hulu ledak ganda. 

Berdasarkan perjanjian Start II, pada tahun 2003, tiga perempat hulu ledak nuklir yang dimiliki AS dan Rusia pada awal 1990-an akan dihancurkan. Menurut Yeltsin, penandatanganan Start II menandai berakhirnya perlombaan senjata antara kedua negara adikuasa.

Dewas KPK Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei terkait Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Sebelumnya, pada tahun 1991, Presiden Bush dan mantan presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev menandatangani perjanjian Start I. Perjanjian ini mewajibkan kedua negara mengurangi hulu ledak nuklirnya menjadi 6000 dan peluncur misil jarak jauhnya menjadi 1.600.

Neta L

Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan

Neta, pabrikan mobil listrik asal China, memperkenalkan empat model Neta L di pasar domestiknya. SUV berdesain modern ini menarik perhatian dengan teknologi canggih dan j

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024