Boediono: BI Ingin Lonjakan Rupiah Masuk Akal

VIVAnews - Bank Indonesia tidak memastikan soal penggunaan dana cadangan devisa sebesar US$ 4 miliar untuk intervensi rupiah. Namun, bank sentral memastikan akan menjaga rupiah  agar jangan sampai melonjak tak masuk akal.

Pernyataan Gubernur Bank Indonesia Boediono disampaikan menjawab pertanyaan jurnalis di sela-sela rapat dengan Komisi Keuangan DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin malam, 27 Oktober 2008.

"Kabarnya BI intervensi US$ 4 miliar?" tanya wartawan.

Boediono menjawab, "Siapa yang bilang?... Tapi, ya memang dipakai (intervensi)."

Dia mengakui bank sentral memang melakukan intervensi untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tidak semakin merosot. Menurut dia, dengan kebijakan yang dilakukan saat ini, BI merasa sudah cukup untuk menahan rupiah. "Kami ingin kendalikan, termasuk mengendalikan likuiditas rupiah agar berada dalam posisi yang baik dan realistis."

Pada perdagangan Senin 27 Oktober 2008, rupiah sempat menembus level di atas 11.000/US$, sampai akhirnya ditutup di posisi Rp 10.800 per US$. Padahal, pada sesi pagi kurs rupiah masih diperdagangkan di kisaran Rp 10.400 - 10.500 per US$.
 
Boediono mengingatkan kurs rupiah memang terus bergerak sehingga acuan kurs yang realistis juga berubah-ubah. Yang penting, menurut dia, bank sentral menginginkan jangan sampai terjadi lonjakan rupiah yang tidak masuk akal.

"Jadi BI yakin rupiah bisa pulih ke level realistis?" tanya pers.

Dia menjawab, "Ya...,itu bergerak realistis." Namun, dia menekankan semua itu sangat tergantung pada keadaan karena di pasar ada pasokan dan permintaan, termasuk kondisi arus keluar masuk devisa.

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo "The New Sukarno"
Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Airlangga: Kader Golkar Siap Ditempatkan di Legislatif maupun Eksekutif

Airlangga Hartarto mengatakan kader Golkar siap ditempatkan di legislatif maupun eksekutif. Dia menanggapi peluang keterlibatan Golkar dalam kabinet Prabowo-Gibran.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024