BEI-APEI Revisi Metode Perhitungan MKBD

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membahas wacana perubahan metode perhitungan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) dan perdagangan marjin (margin trading) dengan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI).

Pembahasan itu direncanakan pada Selasa 14 Juli 2009.

"Acuan MKBD Rp 25 miliar tidak berubah, hanya metode perhitungannya yang diwacanakan untuk berubah," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Wan Wei Yiong di gedung bursa efek, Jakarta, Kamis 9 Juli 2009.

Yiong menambahkan, revisi metode perhitungan MKBD akan terealisasi pada aturan baru Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Namun, BEI bersama pelaku pasar akan mengkaji wacana tersebut sebelum aturan diterbitkan.
 
Perubahan metode itu, dia mengungkapkan, dilakukan untuk memperketat perhitungan MKBD. Pada draf perubahan aturan itu, perhitungan MKBD akan lebih rumit dan kompleks, seperti adanya persentase tertentu untuk komponen pemotongan (haircut) yang berbeda pada tiap portofolio efek.
 
"Perubahan metode merupakan refleksi dari kata 'disesuaikan' pada MKBD. Disesuaikan itu kan cirinya pasar modal, beda dengan text book yang lain," ujarnya.
 
Yiong juga mengatakan, perusahaan efek nantinya bisa melaporkan nilai MKBD tidak setiap hari, karena pertimbangan kerumitan metode perhitungannya. Namun, perubahan metode dilakukan sebagai pendekatan risiko (risk based) untuk memperketat perhitungan MKBD.
 
Selain MKBD dan margin trading, dia melanjutkan, otoritas bursa juga akan membahas program kerja APEI di masa mendatang. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan peranan asosiasi bagi pasar modal.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

"Peningkatan asosiasi juga merupakan komitmen kami (direksi BEI)," katanya.

arinto.wibowo@vivanews.com

Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban
Politisi DPP PKB, Daniel Johan

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024