KPU Klarifikasi Dugaan Penyimpangan

VIVAnews – Badan Pengawas Pemilu memberikan 31 pertanyaan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk menjawab dugaan pelanggaran Pelaksanaan Pemilihan Presiden, Rabu 15 Juli 2009.

Anggota KPU, Andi Nurpati, mengatakan di antaranya tentang dugaan pengurangan jumlah tempat pemungutan suara. Andi mengatakan tidak benar ada pengurangan seperti yang dilaporkan tim sukses calon presiden dan wakil presiden, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kepada Bawaslu.

“Saya tidak tahu ada jumlah yang dikurangi. Mungkin yang dilakukan pelapor adalah membedakan jumlah TPS pada Pemilu Legislatif dengan Pemilu Presiden,” kata Andi.

Kemudian menyangkut kerjasama KPU dengan IFES untuk tabulasi penghitungan suara lewat layanan pesan singkat telepon seluler. Masalah ini juga dilaporkan tim sukses Mega-Prabowo. Mereka menilai KPU diintervensi lembaga asing.

Andi menjelaskan KPU telah lama bekerja bersama  lembaga donor asal Amerika Serikat itu. Bahkan, tidak hanya dengan IFES, tapi juga UNDP.

“Saya katakan, SMS ini salah satu fasilitas dari IFES untuk mempermudah perhitungan cepat,” katanya.

Dalam kerjasama semacam itu, katanya, KPU tetap punya koridor. KPU tidak menerima cash money, tapi IFES akan membayar ke provider. KPU tidak lagsung terima cash. KPPS kami tidak kena biaya untuk kirim sms.

“Sedikitpun kami tidak temukan intervensi dari IFES baik kegiatan work shop dan kegiatan lain.

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024