Prediksi

Penguatan Indeks Berpeluang Berlanjut

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan  (IHSG) di Bursa Efek Indonesia  pada perdagangan Jumat, 31 Oktober 2008, berpeluang melanjutkan pergerakan positifnya (rebound). Pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan keluarnya data ekonomi global maupun regional yang positif menjadi katalis penguatan indeks kembali.

Momen Presiden Joko Widodo jadi Saksi Nikah Anak Wamenaker Afriansyah Noor

“Indeks akan menguat di kisaran batas bawah (support) 1.150 dan batas atas (resistance) 1.250,” kata Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2008.

Pada transaksi Kamis, indeks ditutup ke level 1.173,8 atau menguat 60,23 poin (5,4 persen) dari perdagangan Rabu, 29 Oktober 2008, yang menguat tipis 2,23 poin atau 0,2 persen ke posisi 1.113,62.

Fairuz A Rafiq Beberkan Kondisi Terkini Usai Dilarikan ke RS Bersama Buah Hati

Di bursa regional, rata-rata ditutup melesat 10 hingga 11 persen. Seperti indeks Nikkei 225 di bursa Tokyo naik 817,86 poin (9,96 persen) ke posisi 9.029,76, Hang Seng Index terangkat 1.416,12 poin atau 11,15 persen ke level 14.118,19, dan Straits Times menguat 163,3 poin (9,77 persen) menjadi 1.834,5.

Pada perdagangan Kamis sore waktu New York atau Jumat WIB, bursa Wall Street ditutup positif. Indeks saham industri Dow Jones menguat 189,73 poin (2,11 persen) menjadi 9.180,69, S&P 500 naik 24 poin atau 2,58 persen ke level 954,09, dan indeks Nasdaq bangkit sebesar 41,31 poin (2,49 persen) ke level 1.698,52.

Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Canggih

Menurut Pardomuan, sentimen positif pemangkasan suku bunga the fed sebesar 0,5 persen menjadi 1 persen yang dikuti penurunan suku bunga di negara lain seperti Jepang dan Cina masih menjadi motor penguatan indeks akhir pekan ini.

Dia menambahkan, indikator penjualan rumah baru (new home sales) dan permintaan durable goods yang menunjukkan daya beli masyarakat Amerika Serikat mulai pulih yang menunjukkan kalau negara tersebut tidak resesi turut memberikan sentiment positif bagi pergerakan bursa saham global maupun regional. “Kenaikan harga komoditas dunia juga menjadi sentimen positif untuk saham-saham komoditas di Indonesia yang bisa memicu penguatan indeks,” jelas Pardomuan.

Bahkan, kata Pardomuan, keluarnya laporan kinerja kuartal III-2008 sejumlah emiten di BEI yang sesuai ekspektasi pelaku pasar juga menjadi sentimen positif pergerakan saham di lantai bursa. Sedangkan nilai tukar rupiah, jelas dia, diperkirakan berangsur-angsur pulih. Sebab, pergerakannya beberapa terakhir hanya akibat kepanikan investor.

Sedangkan pengamat pasar modal Gifar Indra Sakti mengatakan, indeks Jumat akan bergerak mendatar (sideways) dengan potensi menguat karena masih melihat perkembangan bursa regional. Meski secara teknis, indek membentuk pola rebound dan indikator teknis turut membentuk sinyal naik. “Indeks akan bergerak di level support 1.149 dan resistance pada 1.204,” ujarnya.

Dia mengakui, sentimen pemotongan suku bunga The Fed diprediksi sudah tidak terlalu memengaruhi indeks, walau penurunan suku bunga tersebut diikuti bank sentral Asia lain. Sebab, investor masih melihat reaksi pasar nantinya seperti apa. “Namun, menguatnya harga komoditas yang terpicu naiknya harga minyak mentah dunia ke level US$69 per barel tetap menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham komoditas,” jelas Gifar.

Rekomendasi Saham
Pardomuan merekomendasikan, akumulasi beli saham yang berfundamental bagus dan terbaik di sektornya seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS),PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT PP London Sumatera Tbk (LSIP). “Saham-saham tersebut harga pasarnya sangat murah dibanding valuasi sesungguhnya,” jelasnya.

Gifar Indra Sakti juga menyarankan, koleksi saham komoditas unggulan seperti ANTM, PTBA, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), seiring penguatan kembali harga komoditas dunia. “Saham PT Astra International juga layak dibeli, sebab selain secara teknis berpeluang rebound, kinerja perseroan diproyeksikan masih positif tahun ini,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya