Hidayat Sesalkan Penambahan Pimpinan MPR

VIVAnews - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Hidayat Nur Wahid, menyesalkan penambahan pimpinan MPR periode 2009-2014. Menurutnya, seharusnya pimpinan dikurangi bukannya ditambah.

"Kami mengusulkan pimpinan MPR ke depan cuma tiga saja, sementara DPR malah memutuskan ditambah," ujar Hidayat usai menghadiri pleno terbuka KPU penetapan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2009.

Hidayat menyesalkan penambahan pimpinan itu tidak diikuti penambahan tugas. "Kalau jumlah pimpinan ditambah harusnya tugas dan kewenangannya ditambah. Tapi, enggak ditambah," ujarnya.

Undang-undang susunan dan kedudukan disahkan 3 Agustus lalu. Kini, undang-undang tersebut menunggu tanda tangan presiden untuk pengundangan. Hidayat juga berharap kepada DPR bisa menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang Tipikor. "Harusnya jadi. Kado istimewa sebelum selesai masa jabatannya yang jelas," ujarnya.

Namun, dia tidak bersedia komentar lebih panjang. Langkah tergesa, dia meninggalkan KPU menuju Gedung MPR. "MPR akan menyelenggarakan hari ini bersama presiden dan wapres hari konstitusi," ujarnya.

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden akan dilantik pada 20 Oktober. "Oleh MPR yang baru tentunya," kata dia.

Safari Ramadan di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah 2.000 Paket Sembako
Yusril Ihza Mahendra dalam sidang lanjutan perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Yusril Sebut Gugatan 03 Buat Adegium 'Vox Populi Vox Dei' Kehilangan Makna

Menurut Yusril, rakyat sebagai pemilih di Pilpres 2024 menentukan sendiri pasangan 02 Prabowo-Gibran.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024