Wawancara Wakil Presiden Jusuf Kalla

5 Miliar Dolar Untuk Menolong Rupiah

Krisis keuangan global menyeret ekonomi Indonesia. Indeks harga saham turun, kurs dolar sempat menyentuh Rp 12 ribu dan sejumlah industri tekstil mengurangi produksi, yang mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) sejumlah karyawan. Pemerintah juga terpaksa mengeluarkan 5 miliar dolar Amerika- sekitar Rp 55 triliun-untuk menolong rupiah agar tidak terperosok lebih dalam.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menuturkan rupiah terperosok karena  dipicu krisis keuangan Amerika Serikat. Faktor penyebabnya dari luar. “Mau rapat berapa kalipun, akan tetap begitu keadaannya,” kata Kalla kepada Karaniya Dharmasaputra, Muhammad Teguh, Wenseslaus Manggut, Nezar Patria, Amatul Rayani dan fotografer Tri Saputro dari VIVAnews dalam wawancara khusus di Istana Wakil Presiden,Rabu pekan lalu. Yang harus dilakukan,lanjut Kalla,  menjaga agar keadaan tidak menjadi lebih sulit.  

Jusuf Kalla Kalla juga bicara soal pemilihan umum 2009. Tentang intrik politik yang  kian kencang di tubuh Golkar, partai yang dipimpin Jusuf Kalla. Sejumlah kalangan di partai itu menuntut agar  calon presiden partai itu segera dijaring, sementara Kalla amat kukuh bahwa penjaringan dilakukan setelah Pemilu legislatif, April 2008. “Kalau dicampur-campur-campur,nanti kader di daerah tidak fokus,”katanya.

Kalla percaya bahwa agenda politik tahun 2009 tidak terganggu oleh krisis keuangan  yang terjadi. Krisis yang terjadi saat ini,lanjutnya berbeda dengan krisis tahun 1998. Berikut petikannya.

Seburuk apa dampak krisis keuangan global terhadap ekonomi Indonesia? 

Kita semua tahu bahwa krisis yang terjadi saat ini adalah efek dari krisis keuangan di Amerika Serikat. Ada dua efek langsung kepada ekonomi kita. Pertama, dolar keluar dari Indonesia sehingga kita kesulitan devisa. Kedua, krisis keuangan ini membuat daya beli masyarakat di Amerika dan Eropa  melemah. Akibatnya, ekspor kita menurun. 

Kami tidak bisa memprediksi seberapa banyak devisa yang keluar dan seberapa tinggi kesulitan eksportir, oleh karena pusat krisisnya di Amerika Serikat. Tapi dari diskusi sejumlah ekonom dunia  dan pelaku pasar, kita tahu bahwa efek krisis ini paling lama empat tahun, paling cepat satu tahun.

Sejumlah pabrik di industri tekstil sudah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Bagaimana antisipasi pemerintah terhadap PHK itu?

Sebetulnya PHK belum begitu banyak. Karena pesanan produk dari luar negeri sampai akhir Desember. Apalagi ini menjelang tahun baru dan Natal. Jadi tidak ada masalah sampai akhir tahun. Setelah Desember baru jumlah produksinya turun, karena mungkin saja pesanan mitranya di luar negeri juga turun. Tapi turunnya tidak begitu besar. Toh orang di sana tetap beli baju.

Yang kena justru biro perjalanan, rumah, mobil dan minyak. Mengapa harga minyak turun,karena orang-orang mengurangi jam untuk bepergian, sehingga kebutuhan akan minyak juga turun.

Harga minyak dunia turun. Apakah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dirombak?

Ada beberapa asumsi yang diubah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara(APBN) tahun 2009. Salah satuunya, harga minyak. Dalam penyusunan APBN 2008, kita asumsikan harga minyak 100 dolar per barel. Sekarang harga minyak turun jadi 64 dolar. Katakanlah dalam APBN 2009, kita patok pada harga 70 dolar per barel. Maka otomatis penerimaan kita berkurang dan subsidi juga menurun. Total anggaran kita bisa di bawah seribu triliun.

Selain itu, karena perusahaan-perusahaan mengurangi jumlah produksi, maka keuntungan yang mereka terima juga berkurang. Contohnya pabrik kelapa sawit. Karena mereka umumnya ekspor, maka produksinya bisa turun.

Akibatnya penerimaan pajak turun dan ujungnya jumlah penerimaan negara turun. Maka pengeluaran Negara juga dikurangi. Pengeluaran untuk tiap departemen harus dikurangi.  Anggaran pendidikan bisa  turun. Kalau dulu anggaran pendidikan merupakan 20 persen dari 1.200 triliun, kini mungkin cuma 20 persen dari 900 triliun. Jadi efeknya berantai.

Artinya, meski kita tidak dapat pinjaman dari luar negeri, kita dapat mengakalinya dengan memotong budget secara umum?

Selama ini sebenarnya tidak ada pinjaman baru. Yang ada adalah Surat Utang Negara (SUN).Kami berusaha menggerakan ekonomi dengan biaya dari dalam negeri. Bank-bank dalam negeri tetap melanjutkan pembiayaan proyek-proyek infrastuktur.

Apakah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa turun karena minyak dunia kini 64 dolar?

Ada tiga faktor utama yang menentukan harga BBM yakni harga minyak mentah,nilai tukar rupiah dan jumlah subsidi. Dalam APBN 2008 harga minyak dipatok 100 dolar. Faktanya harga minyak sempat melambung ke 140 dolar, bahkan pernah 145 dolar. Jadi kalau dirata-rata, selama ini minyak sudah 126 dolar. Itu berarti sudah banyak sekali subsidi yang dikeluarkan pemerintah. Jadi pada dasarnya subsidi tahun ini sudah habis.

Betulkah pemerintah berniat melepas harga premium dan solar ke pasar?

Undang-undang tidak mengizinkan. Mahkamah Konstitusi juga tidak setuju. Kalau pun boleh, akan dikaji waktu yang tepat untuk melepasnya. Yang bisa dilepas adalah premium, karena harganya sudah sama dengan harga pasar.

Selain banyak kabar buruk, apa ada kabar baik di tengah krisis ini?

Ha..ha..ha.. Ada banyak kabar baik. Kita tidak punya masalah lagi dengan beras. Sejumlah kebutuhan pokok kita sudah swasembada. Bahan pokok terjamin lah. Kabar baik yang lain adalah bahwa inflasi pasti turun karena harga beras turun, minyak goreng turun, harga gula turun dan beberapa produk lain juga turun. Jadi semua terkendali dengan baik.

Krisis ekonomi kali ini tidak seburuk krisis tahun 1998. Krisis tahun 1998 diperburuk oleh adanya El Nino,sehingga kita harus impor lima juta ton beras. Dan itu artinya kita butuh valutas asing. Sekarang semua kebutuhan pokok aman.

Tampaknya wajah Anda tenang sekali, padahal rupiah sudah anjlok?
 

Ha..ha..ha.. Dulu rupiah turun karena gejolak ekonomi dalam negeri. Sekarang rupiah turun karena gejolak ekonomi di Amerika Serikat. Artinya faktor dari luar. Mau bikin apa kita. Mau rapat berapa kali pun, akan tetap begitu keadaannya. Malah nanti akan lebih panik. Sebaiknya kita jaga saja agar tidak terjadi hal yang sulit.

Dolar akan turun atau naik?

Kalau dilihat harian,ya, naik. Jangan lihat yang jam-jam-an itu karena selalu berubah.

Ada kemungkinan harus ada intervensi?

Ukuran kapan intervensi yang tepat agak sulit. Kita gunakan kewajaran saja. Rupiah baru turun sekitar 19 persen. Bandingkan dengan mata uang Korea yang turun 30 persen, dan  Australia yang turun 30 persen. Jadi posisi kita masih lebih baik lah. Berapa banyak yang digunakan untuk menolong rupiah,lihat saja cadangan devisa. Tadinya sekitar 58 miliar dolar.Kini tinggal 53 miliar. Jadi sudah 5 miliar dolar yang dikeluarkan.

Pemilihan presiden tinggal delapan bulan lagi. Sejumlah orang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon preswiden. Golkar hingga kini belum jelas, tapi  Sri Sultan Hamengkubuwono X mendeklarasikan kesiapannya untuk maju dalam pemilihan presiden. Tanggapan Anda?

Memilih atau dipilih itu memang hak asasi setiap orang. Siapa pun berhak mencalonkan diri, tapi ada syaratnya yakni harus didukung oleh 20 persen suara di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau 25 persen pemilih. Syarat itu tertuang dalam UU Pemilihan Presiden. Ini ketentuan mutlak. Soal Sultan yang mencalonkan diri itu sah-sah saja dan Golkar tidak punya pendapat apa-apa.

Sultan tergolong tokoh Golkar. Pencalonannya tentu berpengaruh terhadap peta politik Golkar menjelang Pemilu 2009.

Tidak ada urusannya dengan Golkar kalau dia ingin mencalonkan diri. Kami tidak bisa melarang. Saya kira pencalonan itu tidak banyak pengaruhnya terhadap peta politik Golkar.

Anda selalu bilang calon presiden Golkar ditentukan setelah pemilu legislative, tapi Akbar Tandjung dan tokoh Golkar lain selalu mendesak agar pencalonan dibuka sebelumnya, supaya makin banyak yang memperjuangkan kemenangan Golkar di pemilu.

Sosok Ernando Ari 'Tembok Kokoh' Timnas Indonesia, Bikin Australia Gigit Jari

Tentu saja pendapat boleh bermacam-macam, tapi tolong lihat Pemilu 2004. Calon presiden yang maju ke konvensi 15 orang, prosesnya meriah dan menghabiskan uang banyak, tapi sama sekali tidak memberikan hasil yang signifikan untuk Golkar. Perolehan suara Golkar tidak naik. 

Bukankah perolehan suara Golkar memang naik?

Secara nominal suara naik 800 ribu dari Pemilu 1999, tapi jumlah pemilih naik lima persen. Jadi, kalau dihitung-hitung  Golkar malah tekor 0,8 persen. Argumentasi Akbar itu tidak benar. Kalau calon presiden ditentukan sebelum pemilu legilatif nanti malah tidak fokus.

Kenapa?

Daftar Negara Sekutu Iran yang Siap Bantu Jika Perang Terjadi, Ada China hingga Rusia

Lho, kita ini mau mempersiapkan pemilihan presiden atau pemilihan anggota DPR dulu? Kalau calon presiden Golkar ditentukan sekarang, nanti orang lupa kampanye untuk pemilihan DPR. Ini sudah terbukti tahun 2004. Pak Wiranto menang Konvensi Golkar, tapi kalah di pemilihan umum. Babak kedua saja tidak masuk. Lagi-lagi, argumentasi Akbar itu tidak terbukti.

Beberapa waktu lalu Anda bilang, “Saya tidak mau kalah tiga kali seperti Akbar.” Apakah itu sinyal bahwa Anda tetap akan berduet dengan SBY?

Dalam Rapat Pimpinan Nasional Golkar beberapa waktu lalu saya bilang jangan sampai kita mengulangi kesalahan partai Golkar sebelumnya. Di mana kepentingan si kandidat presiden atau calon wakil presiden didahulukan daripada kepentingan partai. Partai juga harus arif dan bijaksana dalam menentukan koalisi. Lihatlah apa yang terjadi dengan Akbar Tandjung. Pertama, sebagai ketua umum dia pernah bersaing dengan Hamzah Haz menjadi wakil presiden mendampingi  Ibu Megawati. Hasilnya: kalah. Mengapa? Karena tidak menjalin koalisi yang baik dengan partai lain. Kedua, saat konvensi Golkar tahun  2004, Akbar juga kalah lawan Wiranto. Yang jadi pusat perhatian sekarang adalah pemilihan legislatif, bukan pemilihan presiden. Kalau digabung nanti tidak sinkron. 

Dari berbagai jajak pendapat, ada kecenderungan elektibilitas Golkar terus menurun. Dari 22 persen, sekarang tinggal sekitar 19 persen.

Penerbangan Dibatalkan Imbas Banjir, Shandy Aulia Tertahan di Dubai

Hasil itu sudah bagus, malah. Enam bulan lalu cuma 15 persen. Jadi kecenderungannya naik. Dalam berbagai jajak pendapat ada sekitar 32 persen calon pemilih yang belum bersikap. Jadi, dibandingkan enam bulan lalu, elektibilitas Golkar naik empat persen. Itu kenaikan eksponensial, tren yang bagus untuk merebut undecided voters.

Kalau calon presiden Golkar baru ditentukan Mei 2009, bukankah itu terlalu mepet dengan pelaksanaan pemilihan presiden di bulan Juli?

Anda jangan lupa, dalam Pemilu 2004 semua partai menentukan calon presiden dan wakilnya setelah pemilu legislatif. Saya dan SBY deklarasi bulan April. Pak Wiranto dan Ibu Megawati juga setelah Pemilu legislatif. Jadi, tiga bulan sudah cukup untuk persiapan.

Dunia bisnis tampaknya menginginkan Anda berduet lagi dengan SBY.

Tentu saja itu juga yang menjadi pertimbangan saya dan Pak SBY. Itu merupakan pertimbangan yang akan diputuskan tepat pada waktunya. Juga, terserah pada keputusan Golkar.

Kalau keputusan Anda sendiri?

Ha-ha-ha… Yang memutuskan itu partai dan Pak SBY, tentu dengan pertimbangan dari kita semua.

Kalau tidak melalui konvensi, apa mekanisme Golkar untuk menentukan calon presiden?

Konvensi memang sudah tidak mungkin, mungkin dengan mengunakan mekanisme survei. Tapi, survei itu bukan untuk memilih calon, cuma mekanisme penjaringan calon.

Banyak pengamat menilai Golkar belum punya orang yang pas untuk calon presiden. Stok yang ada cuma untuk wakil presiden.

Tidak juga. Siapa yang membayangkan Gus Dur bisa jadi presiden? Dulu  saja hanya beberapa bulan. Kalau soal kemampuan sih banyak kader Golkar yang bisa. Di Golkar tidak terlalu sulit mencari orang yang mampu.
 
Berbagai jajak pendapat menunjukkan elektibilitas Anda sebagai calon presiden tak beranjak dari posisi dua persen.

Itu karena saya tidak pernah memposisikan diri saya sebagai calon presiden. Jadi, masyarakat tidak pernah mempresepsikan saya sebagai calon presiden. Tapi begitu ditanya tentang wakil presiden, perolehan suara saya langsung tinggi; lebih tinggi dari siapa saja.

Jadi, Anda akan segera mendeklarasikan diri sebagai calon presiden?
Ha-ha-ha…

Atau Anda merasa jadi spesialis untuk posisi wakil presiden?
Ha-ha-ha… Hasil jajak pendapat itu kan bersifat sementara. Itu persepsi saat jajak pendapat dilakukan.

Pada perolehan suara berapa Golkar merasa pantas mencalonkan kadernya menjadi presiden?


Persentase perolehan suara itu tidak relevan, baik dalam pemilihan presiden maupun kepala daerah. Kalau dilihat dari sisi perolehan suara dalam pemilihan legislatif 2004, mestinya calon Golkar yang menang di pemilihan presiden. Buktinya tidak. Saya dan Pak SBY hanya didukung partai yang perolehan suaranya cuma 10 persen. Tapi lihatlah hasilnya. Kami dapat 60 persen di putaran akhir. Jadi, dengan modal 10 persen kami bisa mendapat 60 persen.

Sudah ngobrol dengan SBY soal Pemilu 2009?

Iya… Tentu. Saya kan selalu ketemu Beliau.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya