250 Ribu Ton Baja Dumping Beredar

VIVAnews - Tiga negara yang diduga kuat telah melakukan dumping produk pelat baja panas atau hot rolled plate (HRP), di antaranya China, Taiwan, dan Malaysia. Demikian pernyataan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) yang sejak 5 November 2008 telah memulai penyelidikan atas barang impor HRP nomor HS 7208.40.00.00, HS 7208.51.00.00, HS 7208.52.00.00, HS 7208.53.00.00, dan HS 7208.54.00.00. 

Direktur Eksekutif Indonesia Iron and Steel Industry Associaton (IISIA) Hidajat Triseputro memperkirakan, ada sekitar 250 ribu ton produk HRP yang diimpor dengan harga dumping atau di bawah harga pasar. "Jelas merugikan industri dalam negeri," katanya kepada VIVAnews, melalui sambungan telepon, Jumat 7 November 2008.

Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman

Barang dumping adalah barang yang diimpor dengan tingkat harga ekspor yang lebih rendah dari nilai normalnya di negara pengekspor.

Sebelumnya, KADI mendapatkan informasi dari PT Krakatau Steel tentang beredarnya HRP impor murah di pasaran. Sehingga berdasarkan PP Nomor 34 tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan, KADI melakukan penyelidikan atas barang impor tersebut.

Dalam keterangan persnya, 5 November 2008, KADI memberikan kesempatan pada importir dan eksportir serta produsen dari negara bersangkutan untuk memberikan tambahan informasi, tanggapan, atau dengar pendapat (hearing) secara tertulis.

Hidajat memperkirakan harga impor produk HRP yang diduga dumping mencapai 50 persen dari harga produk yang sama produksi dalam negeri. Harga HRP yang dipatok produsen dalam negeri berkisar US$ 1.130 per ton.

Hingga Juni 2008, data IISIA menunjukkan total impor baja canai panas atau hot rolled coil (HRC) dan HRP mencapai 1,1 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri mencapai 3 juta ton. "Saya rasa tidak perlu impor, pasokan dari dalam negeri cukup untuk konsumsi sendiri," jelasnya. 

Hidajat meminta pemerintah segera mengeluarkan peraturan tata niaga impor baja. "Bagaimana bisa bersaing kalau tidak adil secara harga," katanya. 

Selain HRP, baja tulangan beton juga mengalami selisih harga yang jauh dengan produk impor. Krakatau Steel, menurut data IISIA, sempat menurunkan harga baja tulangan beton dari Rp 11 ribu pada Juli - Agustus 2008 menjadi Rp 8 ribu per kilogram hingga sekarang. Harga tersebut masih kalah dengan temuan IISIA atas produk impor yang sama di Medan dengan harga hanya Rp 5.400 per kilogram.

Tempat camping

6 Lokasi Camping Populer di Luar Negeri, Ayo Kunjungi!

Hobi camping? Kunjungi lokasi kemah populer di luar negeri ini bersama pinjaman bunga rendah yang praktis!

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024