Bank Mandiri: Garuda Mesti Bayar Utang Rp 3 T

VIVAnews - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memperkirakan PT Garuda Indonesia harus menyediakan dana Rp 3,36 triliun untuk membayar total utang Mandatory Convertible Bond (MCB) yang dihitung sejak 2001 hingga Juni 2009. Asumsi posisi utang tersebut, dengan catatan Garuda menggelar penawaran umum perdana (IPO) saham pada pertengahan tahun 2010.

Selain pelunasan dalam bentuk kepemilikan saham Garuda, penyelesaian pembayaran utang MCB Garuda kini semakin berkembang dengan munculnya pilihan pelunasan utang menggunakan dana dari pemerintah.

"Kami masih mendiskusikan lebih lanjut, berapa porsi pembayaran utang dalam bentuk saham dan pembayaran oleh pemerintah," ujar Direktur Manajemen Aset Bank Mandiri Abdul Rachman dalam Buka Puasa Bersama Wartawan di Hotel Shangrila, Jakarta, Rabu malam, 16 September 2009.

Data Mandiri menunjukan posisi oustanding utang pokok Garuda dalam bentuk MCB senilai Rp 1,01 triliun, kredit sindikasi Rp 1,08 triliun, sindikasi commercial loan US$36,74 juta, sindikasi export loan US$0,43 juta. Total utang Garuda mencapai Rp 1,39 triliun.

Sementara untuk tunggakan utang MCB, selain utang pokok MCB mencapai Rp 1,01 triliun. Garuda juga dikenakan tambahan beban bunga, denda, dan ongkos (BDO) sebesar Rp 99,62 miliar, sehingga total tunggakan utang Garuda mencapai Rp 1,02 triliun ditambah beban BDO Rp 100,19 miliar.

Dengan ketentuan bahwa pelunasan utang Garuda dilakukan melalui pembayaran utang pokok ditambah internal rateĀ  return (IRR) sebesar 18 persen per tahun, Mandiri memperkirakan Garuda harus melunasi utang MCB yang terbit sejak 2001 hingga Juni 2009 mencapai Rp 3,36 triliun. Batas waktu tersebut digunakan sebagaai patokan mengingat Garuda diharapkan bisa melakukan IPO pada pertengahan tahun.

"Utang itu bisa berubah tergantung dari kapan IPO Garuda dilakukan. Kalau mundur dari target semula, tentunya besarnya utang yang dibayarkan akan semakin besar," ujarnya.

Menurut Abdul Rachman, persentase antara pembayaran utang MCB dalam bentuk saham dan klaim kepada pemerintah sampai kini belum ditentukan. Hal itu menjadi penting karena alokasi pembayaran utang dari dana hasil perolehan IPO belum ditentukan. "Kewajiban pemerintah membayar kewajiban ketika Garuda melakukan IPO," ujarnya.

Ditambahkannya, proses penyelesaian MCB saat ini masih dalam proses antara Mandiri, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Bank Indonesia. Ketiga pihak itu kini tinggal meninggi dokumen resmi dari BI dan dokumen konversi. "Tinggal 1-2 dokumen lagi yang harus diselesaikan," kata dia.

Hal senada diungkapkan Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo. Menurutnya, Garuda kemungkinan tidak bisa melunasi utang MCB menggunakan dana hasil IPO. Sebab, perusahaan penerbangan tersebut juga membutuhkan dana untuk ekspasni usahanya. "Kami berharap, agar sebagian ditanggung Garuda sebagian pemerintah," tuturnya.

Pembayaran utang MCB senilai Rp 3,36 triliun, kata dia, sesuai dengan janji pemerintah dalam surat Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) yang diperkuat Surat Menteri Keuangan, serta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Garuda. Dalam tiga dokumen tersebut disebutkan pembayaran utang dilakukan dengan membayar utang pokok ditambah IRR 18 persen per tahun.


antique.putra@vivanews.com

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP
Xabi Alonso

Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil

Keinginan Liverpool mendatangkan Xabi Alonso untu musim depan nampaknya menjadi semakin kecil. Karena dikabarkan pelatih asal Spanyol itu mau bertahan di Bayer Leverkusen

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024