Penembakan Sekolah di Finlandia

Aturan Kepemilikan Senjata Api akan Diubah

VIVAnews – Pemerintah Finlandia berencana mengubah peraturan yang membolehkan warga memiliki senjata api setelah pembantaian di suatu sekolah menengah kejuruan, Selasa 23 September 2008. Selain itu pemerintah menerapkan hari Rabu, 24 September 2008, sebagai hari berkabung nasional untuk mengenang 10 murid sekolah yang menjadi korban penembakan. Demikian ungkap Perdana Menteri Finlandia, Matti Vanhanen.

Vanhanen berharap agar diadakan debat terbuka tentang persoalan kontrol kepemilikan senjata. Pernyataan tersebut dikatakan dalam jumpa pers seperti yang dikutip kantor berita Finlandia, STT menyusul peristiwa penembakan di Kauhajoki School of Hospitality. Sepuluh siswa tewas dan pelaku bunuh diri dengan menembak kepalanya.

Berbicara kepada media televisi Finlandia, Vanhanen berkata, “Peristiwa itu [penembakan] berlalu tanpa mengatakan bahwa seseorang harus menganalisis dengan cermat apa yang telah terjadi dan perubahan bagaimana yang harus dilakukan agar kejadian semacam itu tidak terulang lagi”.  Dia juga menekankan agar peraturan diperketat secara signifikan dan pemakaian pistol dilarang selain di lapangan tembak.

“Pistol mudah dibawa, sehingga kita harus berpikir apakah pistol bisa dimiliki secara personal. Menurut saya, mereka [pistol] hanyalah milik arena tembak,” tambah Vanhanen.

Finlandia adalah negara dengan tradisi panjang kepemilikan senjata api. Negara berpenduduk sekitar 5,2 juta jiwa itu menduduki peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Yaman, dengan 1,6 juta senjata api dimiliki secara personal.

Sebenarnya, pemerintah telah berjanji untuk memperbaiki peraturan tentang senjata api setelah peristiwa penembakan di sekolah terjadi November tahun lalu. Nyatanya, janji tersebut tidak ditepati. Bahkan, remaja berusia 15 tahun masih bisa memiliki senjata api.

Vanhanen juga menyarankan agar pemerintah seharusnya bisa memutuskan apakah dibutuhkan perubahan peraturan dalam memonitor internet. Sehari sebelum penembakan, polisi sudah menginterogasi pelaku berkaitan dengan video yang dipasang di situs YouTube, tetapi polisi tidak menyita senjata pelaku dengan alasan tidak ada cukup bukti.

Mengacu pada video yang ditampilkan di situs internet YouTube, Vanhanen mengatakan, “Internet dan forum YouTube tidak berasal dari planet lain. Ini [internet dan YouTube] adalah bagian dari dunia ini dan kita  sebagai orang dewasa bertanggung jawab untuk mengecek apa yang sedang terjadi, dan menciptakan batas-batas demi keselamatan”.

Sampai saat ini, polisi masih menyusuri motif penembakan tersebut. (ap)

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”
Ketua Umum PSSI Erick Thohir

Ditanya Kontrak STY, Erick Thohir Sebut Sepakbola Indonesia di Jalur yang Tepat

Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI kembali mendapat pertanyaan mengenai masa depan pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Sampai sekarang belum ada kejelasan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024