Transisi Presiden Baru AS

Tim Kabinet Obama "Beraroma" Clinton

VIVAnews - Selama kampanye pemilihan umum (Pemilu) lalu, Barack Obama selalu mendengungkan pesan "perubahan." Namun beberapa hari setelah terpilih menjadi presiden baru Amerika Serikat (AS), Obama sudah menyiratkan bahwa "perubahan" bukan berarti para pejabat pemerintahnya akan diisi muka-muka baru.

Kalangan media massa di AS sudah mengendus bahwa "aroma perubahan" yang akan dilakukan Obama bagi nasib rakyatnya akan diolah oleh "para mantan koki" Bill Clinton.  Di tengah persiapan menyiapkan pemerintahan baru jelang pelantikan dirinya sebagai presiden AS 20 Januari 2009, Obama sudah melibatkan beberapa tokoh yang selama ini dikenal sukses membantu presiden Bill Clinton menata ekonomi AS selama dekade 1990-an.

Mereka ada yang sudah diangkat menjadi pejabat setingkat menteri, masuk dalam bursa calon menteri maupun terlibat dalam tim seleksi para menteri baru.
Seorang mantan pembantu clinton yang sudah masuk dalam kabinet Obama adalah Rahm Emanuel, yang bakal menjadi Kepala Staf Gedung Putih.

Anggota Kongres dari Illinois ini dulunya dikenal sebagai anggota tim penasihat politik Gedung Putih di bawah pemerintah presiden Clinton. Selain itu, tim transisi pemerintahan Obama dipimpin oleh John Podesta, yang berpengalaman sebagai Kepala Staf Gedung Putih zaman Presiden Clinton.  

Selain itu sempat muncul dua nama, Robert Rubin dan Lawrence Summers, menjadi kandidat menteri keuangan. Bagi kedua ekonom tersebut, jabatan menteri keuangan bukanlah sesuatu yang asing karena mereka pernah melakoninya secara bergantian selama pemerintahan Clinton. Belakangan, Rubin menyatakan tidak lagi tertarik untuk kembali menduduki posisi tersebut. 

Bahkan, Hillary Clinton yang dikalahkan Obama dalam pencalonan kandidat presiden mewakili Partai Demokrat pada pemilu lalu, masuk dalam bursa calon anggota kabinet untuk katagori menteri luar negeri. Dua orang penasihat Obama - seperti dikutip Bloomberg - menyatakan bahwa nama Hillary masih menjadi spekulasi karena masih ada beberapa nama lain yang dipertimbangkan, misalnya John Kerry dan mantan Menteri Luar Negeri Colin Powell.

Sedangkan dalam komposisi tim penasihat Obama untuk bidang ekonomi, terdapat beberapa nama mantan staf Gedung Putih seperti Laura Tyson dan Jason Furman. Menurut Associated Press, Tyson dan Furman dikenal sebagai dua penasihat senior bidang ekonomi untuk Presiden Clinton selama memerintah. 

Kalangan pengamat menilai bahwa fenomena ditariknya kembali sejumlah mantan pejabat pemerintah ke dalam daftar tim kabinet Obama bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Pasalnya, AS sekarang dilanda sejumlah situasi genting yang harus segera diselesaikan, yaitu berlarut-larutnya perang di Irak dan Afganistan serta krisis keuangan yang sudah berlangsung berbulan-bulan. Maka perlu orang-orang yang berpengalaman untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan memiliki reputasi yang bagus.
 
"Begitu terpilih menjadi presiden, yang bersangkutan tentu ingin agar orang-orang yang bergabung dalam pemerintahan merupakan mereka yang terbukti memiliki rekam jejak yang bagus," kata Chris Lehane, pengamat yang dulu pernah menjadi staf khusus Clinton bidang hukum.    

Namun kecenderungan Obama memilih para tokoh yang pernah bekerja untuk Presiden Clinton telah mengundang kritik publik melalui blog-blog internet. Kaum liberal, contohnya, menilai pemerintahan masa Clinton terlalu moderat dan konservatif. "Risikonya, pemerintahan Obama nanti bisa dibilang mirim pemerintahan Clinton, dan akan dipandang sebagai status-quo," kata Julian Zelizer, pengamat dari Universitas Princeton.  


Heru Budi Pastikan Pelayanan Publik Tetap Berjalan Optimal Usai Cuti Lebaran
Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kanan) berbincang dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jakarta

Ajukan Diri jadi Amicus Curiae, Megawati Soekarnoputri: Semoga Ketuk Palu MK Bukan Palu Godam

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengajukan diri sebagai amicus curiae atau sahabat pengadilan, ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sekjen Hasto membacakannya

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024