Kredit Bermasalah Naik Tahun Depan

VIVAnews - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai kredit bermasalah (non performing loan) akan naik pada tahun depan. Hal itu dipicu karena perusahaan sudah mulai terimbas akibat krisis ekonomi global.
 
Menurut Wakil Ketua Kadin, Ketut Suardana Linggih kondisi tersebut sudah dirasakan sejak September yang ditunjukkan dengan ekspor turun disertai anjloknya harga komoditas unggulan hingga lebih dari 50%.

"NPL pasti naik karena teman-teman perusahaan di daerah sudah melakukan pemberhentian karyawan (PHK)," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta Selasa 11 November 2008. "Sekarang, membayar bunga juga sudah seret. Itu tanda-tanda ekonomi kurang baik."

DPD Golkar DKI Gelar Nobar Semi Final Piasa Asia U-23, Ahmed Zaki Pede Indonesia Menang

Krisis keuangan global yang disertai dengan seretnya likuiditas menyebabkan kalangan perbankan di dalam negeri sibuk menjaga likuiditas. Untuk itu, mereka ramai-ramai menaikkan suku bunga pinjaman, baik modal kerja, investasi, maupun konsumer. Bahkan, kredit perumahan sudah di kisaran 16 persen, dan kredit kendaraan bermotor sudah 18 persen.

Meski saat ini NPL masih terjaga, menurut kalangan analis perbankan, tahun depan diperkirakan NPL akan meningkat sebagai imbas kenaikan suku bunga.

Hakim Tunda Sidang Kasus Korupsi Kementan Gegara SYL Diare

Data hingga Agustus menunjukkan impor barang modal meningkat menjadi US$11,48 miliar, impor material naik menjadi US$60,9 miliar, naik dibanding 2007 sebesar US$34,29 miliar. Untuk NPL Per Juli 3,5% dan CAR terjaga di level 17%.

"Data-data itu memang positif, namun tahun depan bisa bermasalah," ujar Ketut.

Eks Sekjen Kementerian Pertanian Jadi Saksi di Sidang Etik Nurul Ghufron pada 2 Mei
Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono

Mardiono Akui Bakal Segera Temui Prabowo: Sedang Kita Atur Waktu

Pentolan PPP Mardiono juga mengaku akan safari politik menemui pimpinan parpol lainnya.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024