Kadin Desak BUMN Beralih Bisnis Waralaba

VIVAnews - Kadin Indonesia mendesak agar Badan Usaha Milik Negara di Indonesia bisa beralih bisnis ke waralaba (franchise).

"Hanya perusahaan-perusahaan besar seperti BUMN yang pantas menjadi pewaralaba (franchisor). Sebab, kalau hanya perusahaan-perusahaan kecil yang jadi pewaralaba akan sulit," kata Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin Indonesia Amir Karamoy di Jakarta, Kamis, 5 November 2009.

Itu karena, dalam PP No.42 tahun 2007 tentang waralaba disebutkan untuk menjadi pewaralaba, haruslah memiliki kapasitas seperti perusahaan terbuka yakni penguasaan teknologi informasi dan keterbukaan laporan keuangan.

"Kapasitas perusahaan menengah dan kecil akan sulit memenuhi," ujar Amir.

Usulan tersebut telah masuk dalam roadmap Kadin dan telah diajukan ke pemerintah baru untuk menjadi prioritas dalam program kerja 100 hari kabinet baru. "Departemen Perdagangan sedang mempelajari dan memberi sinyal positif," katanya.

Namun, dia menambahkan, pemerintah perlu merevisi PP tentang waralaba tersebut. Amandemen perlu dilakukan dengan penambahan poin keharusan audit oleh akuntan publik, di samping kewajiban keterbukaan laporan keuangan.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka

"Kalau hanya disclosure saja tanpa audit bisa mainin pajak. Amandemen itu memang arahnya agar waralaba bisa jadi Tbk (perusahaan terbuka)," ujarnya.

Amir mencatat, beberapa BUMN telah beralih menjadi waralaba, sebut saja Pertamina dan Kimia Farma. Danareksa juga sempat menjalankan bisnis waralaba, namun karena pergantian manajemen sempat terhenti. PT Sarinah, berpotensi untuk beralih bisnis menjadi waralaba.

"Mereka (BUMN) sudah ditawarkan untuk menjadi waralaba, tapi mengubah kebijakan dan birokrasi agak sulit dan akhirnya menghambat proses inovasi," kata Amir. Sebab itu, perlu ada regulasi baru untuk mendorongnya.

Kimia Farma telah empat bulan membuka outlet waralaba. Dengan beralih menjadi waralaba, kata Amir, perseroan tidak banyak mengeluarkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk membuka outlet baru, malah bisa mengumpulkan dana masyarakat untuk menyewakan outlet.

"Dengan demikian, bisa membuka lapangan usaha baru dan kesempatan kerja lebih luas," ujar Amir.

antique.putra@vivanews.com

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024