Program 100 Hari SBY

Revitalisasi Industri Pertahanan

VIVAnews – Program kedua 100 hari pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakni merumuskan cetak biru persoalan yang dihadapi industri pertahanan dalam negeri.

Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Kamis 5 November 2009, Presiden SBY mengatakan Indonesia telah memiliki banyak industri pertahanan dan berbagai industri strategis.

Bidang-bidang ini, kata dia, telah dikembangkan dengan ditunjang penguasaan teknologi yang tinggi, sumber daya manusia yang handal.

Namun, lanjut Presiden SBY, hantaman krisis global telah mengakibatkan industri-industri itu menghadapi persoalan serius.

Maka, kata Presiden, dari hasil pemetaan itu, nanti akan digunakan untuk revitalisasi perindustrian pertahanan selama lima tahun mendatang.

Revitalisasi ini, ditargetkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pertahanan dalam negeri, dan bisa juga untuk mencukupi pemesan dari luar negeri, utamanya  kontrak-kontrak yang sekarang ini sedang berjalan.

Untuk mencapai revitalitasi, Presiden juga membicarakan segi sumber pembiayaannya.

“Kalau sumber dalam negeri seperti apa, kalau harus digunakan fasilitas dalam negeri seperti apa,” katanya. “Yang jelas, kalau tidak direvitalisasi, industri pertahanan akan merugi.”

Ketua Umum Projo Isyaratkan Mesti Ada Parpol di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran
Petugas KPU Masukkan Dokumen ke Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap

Tetap Gunakan Sirekap di Pilkada Serentak, KPU: Kami Punya Kewajiban untuk Terbuka

Komisioner KPU RI Idham Holik mengatakan pihaknya akan memperbaiki Sirekap sesuai pertimbangan yang disampaikan oleh MK dalam sidang sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024