VIVAnews – Pelatih AC Milan, Leonardo nyaris kehilangan pekerjaan. Beruntung, Rossoneri akhirnya berhasil bangkit dari keterpurukan.
Nasib Leonardo sempat terombang-ambing setelah timnya lalah 0-1 dari FC Zurich pada lanjutan Liga Champions 2009, akhir September lalu. Kekalahan ini diderita di kandang sendiri, San Siro.
Namun serangkaian kemenangan termasuk lawan Real Madrid di even yang sama akhirnya menyelamatkan karirnya. Kualitas Milan semakin membaik termasuk saat bertandang ke kandang Lazio, Minggu, 8 November 2009.
"Kalau bulan lalu segala sesuatunya berlangsung buruk, saya tidak tahu apakah saya akan dipaksa meninggalkan pekerjaan ini,” kata Leonardo seperti dilansir dari Football Italia, Sabtu 7 November 2009.
"Saya sering mengatakan kalau dalam sepakbola, kita perlu sesekali melihat realitas di lapangan karena situasi di lapangan itu naik turun,” tambahnya.
Menurut Leonardo, konsistensi timnya muncul pada saat yang tepat. Pada beberapa pertandingan terakhir Ronaldino cs berhasil mempersembahkan hasil memuaskan.
“Saya bisa melihat antusiasme besar membanjiri tim saya dan juga antusiasme untuk tetap melakukan yang terbaik,” ujarnya.
“Sebenarnya, akan lebih sulit bila suatu hal berjalan baik karena kita akan cemas mencari cara untuk mempertahankan itu dan tidak membiarkan momentum itu terlewat. Menjadi seorang pelatih itu sangat berat dan saya menjadikannya pelajaran hidup,” tambahnya Leonardo.
Kemenangan beruntun yang diperoleh Milan membuat Leonardo kembali percaya diri. Meski masih memnyisakan selisih 9 poin dari pimpinan klasemen sementara Inter Milan, mantan pemain Milan itu yakin timnya masih berpeluang jadi scudetto.
"Bagi klub seperti Milan, mustahil tidak memikirkan scudetto. Itu ada dalam DNA kami. Orang bilang pertandingan telah selesai karena Inter bermain sangat bagus dan terlalu kuat, tetapi jalan yang harus ditempuh masih panjang,” tegas Leonardo.
YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”
YouTube meluncurkan sebuah serial dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini” yang menyoroti lima kreator YouTube dari latar belakang yang berbeda-beda.
